AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI
AUDITING II
KELAS B
KELOMPOK 4
RETNO SUBEKTI (12)
ALIFAH DEWI RESTARI (19)
NURAFIFAH FEBRIANI (20)
CANDRA DWI AFSARI (22)
ALIFIA NUR FADHILLA (23)
FITRI NUR OKTAVIANI (30)
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI
Ada
empat karakteristik siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali yang akan
mempengaruhi audit atas akun-akun adalah sebagai berikut:
1. Secara
relatif hanya ada segelintir transaksi yang mempegaruhi saldo akun, tetapi setiap transaksi itu sering kali sangat
material. Sebagai contoh, obligasi jarang diterbitkan oleh perusahaan, tetapi
jumlah penerbitan obligasi itu biasanya besar. Karena ukuran itu, sudaj umum
auditor, sebagai bagian dari verifikasi
aku neraca, untuk menverifikasi setiap transaksi yang dilakukan dalam
siklus tersebut selama setahun penuh.
2. Pengecualian
atau salah saji transaksi dapat bersikap material. Akhibatnya sering kali
auditor lebih menekankan pada tujuan audit yang berkaitan dengan saldo ketika
mengaudit akun – akun tersebut.
3. Ada
hubungan legal antara entitas klien dan pemegang saham, obligasi atau dokumen
kepemilikan yang serupa. Ketika melakukan audit atas transaksi dan jumlah dalam
siklus, auditor harus ekstra hati–hati memastikan bahwa persayaratan hukum yang
signifikan yang mempengaruhi laporan keuangan telah dipenuhi dan disajikan
serta diungkapkan secara memadai dalam laporan keuangan.
4. Ada
hubungan langsung antara akun deviden dan bunga serta utang dan ekuitas. Dalam
audit atas utang berbunga, auditor harus memverifikasi secara simultan beban
bunga dan utang bunga terkait.
AKUN-AKUN DALAM SIKLUS
Akun-akun
dalam siklus modal dan pembayaran kembali tergantung pada jenis bisnis yang
dioperasikan perusahaan dan bagaimana operasi tersebut dibiayai. Semua perusahaan
memiliki modal saham dan laba ditahan, tetapi beberapa mungkin juga memiliki
saham preferen, modal disetor tambahan, dan saham treasuri. Kas merupakan akun
penting dalam siklus ini karena baik akuisisi maupun pembayaran kembali modal
mempengaruhi akun kas. Siklus ini sering kali melibatkan akun –akun berikut
ini, wesel bayar, uang kontrak, utang hipotek, utang obligasi, beban bunga,
bunga accrual, appropriasi laba ditahan, kas di bank, modal saham biasa, modal
saham preferen, saham treasuri, deviden yang diumumkan, agio saham, modal
sumbangan, laba ditahan, utang deviden, perusahaan perseorangan,
persekutuan-akun modal.
WESEL BAYAR
Wesel
bayar adalah kewajiban hukum kepada kreditur, yang mugkin dijamin atau tidak
diljamin oleh aktiva, dan mengenakan bunga. Pada umumnya wesel diterbitkan
selama satu periode antara satu bulan dan satu tahun, tetapi ada juga yang
lebih lama. Wesel diterbitkan dengan tujuan yang berbeda, dan property yang
diberikan sebagai jaminan mencakup barbagai aktiva, seperti sekuritas, piutang
usaha, persedian, dan aktiva tetap.
Tujuan
dari audit wesel bayar adalah untuk menentukan;
- Pengendalian internal terhadap wesel bayar sudah memadai.
- Transaksi pembayaran pokok dan bunga yang melibatkan wesel bayar diotorisasi secara layak serta dicatat sesuai dengan enam tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.
- Kewajiban untuk wesel bayar dan beban bunga terkait serta kewajiban akrual telah dinyatakan secara layak seperti yang didefinisikan oleh tujuan audit yang berkaitan dengan saldo.
Dalam
wesel bayar terdapat empat pengendalian antara lain;
1)
Pengendalian
internal
Dalam
pengendalian internal dibagi empat antara lain;
Ø Otorisasi
yang tepat atas penerbitan wesel bayar. Tanggung jawab atas penerbitan wesel
baru harus diberikan kepada dewan direksi atau personil manajemen tingkat
tinggi. Pada umumnya, diperlukan dua tanda
tangan dari pejabat yang berwenang untuk semua perjanjian pinjaman, yang
biasanya menetapkan jumlah pinjaman, suku bunga, syarat pembayaran kembali dan
aktiva yang dijaminkan.
Ø Pengendalian
yang memadai terhadap pembayaran kembali pokok dan bunga. Pembayaran bunga dan
pokok secara periodic harus menjadi subjek pengendalian dalam siklus akuisisi
dan pembayaran. Pada saat wesel diterbitkan, depertemen akuntansi harus
menerima salinan wesel itu, seperti saat menerima faktur vendol dan laporan
penerimaan.
Ø Dokumen
dan catatan yang memadai. Hal tersebut mencakup catatan pembantu dan
pengendalian terhadap wesel kosong serta wesel yang telah dibayar oleh orang
yang berwenang. Wesel yang telah dibayar harus dibatalkan dan ditahan dibawah
pengawasan pejabat yang berwenang.
Ø Verifikasi
independen periodic. Secara periodic, catatan wesel yang terinci harus
rekonsiliasi dengan buku besar umum dibandingkan dengan catatan pemegang wesel
oleh karyawan yang tidak bertanggung jawab
menyimpan catatan yang terinci.
An audit
committee is a committee of directors of an organiza-tion with specialresponsibilities to
review annual reports,
ob-serve financial statements, and reveal findings before submitted to
the board of directors. The committee assists
the commissioner board to
monitor the processes of
financial statement reporting
by the management
to enhance the credibility
of the financial
report . AC func-tions as
evaluators and advocates
for the stipulated accountingpolicies, and they
are dependable in
influencing the approach
of the company towards financial reporting, the level of transparency,
and the
compliance towards standards
of practices. An analysis provided proof of positive
relationships between the presence
of AC and the
quality of the
financial statement: deviation
and ad-justments in
revenue found in
reports were correctedin the
next period, andthe potentia
for manipulation was
minimal . (Islahuzzaman:2018)
Ø Wesel Bayar
·
Pengujian
Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi
Pengujian
atas transaksi wesel bayar melibatkan penerbitan wesel dan pembayaran kembali
pokok serta bunganya . Pengujian audit tersebut merupakan bagian dari pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk penerimaan kas dan
pengeluaran kas . Pengujian pengendalian untuk wesel bayar dan bunga terkait
harus menekankan pada pengujian empat pengendalian internal . Selain itu ,
auditor juga harus memverifikasi pencatatan yang akurat atas penerimaan dari
hasil wesel dan pembayaran pokok beserta bunganya .
·
Prosedur
Analitis
Prosedur analitis
merupakan hal yang penting bagi wesel bayar karena pengujian atas rincian saldo
untuk beban bunga dan bunga akrual sering kali dapat dieliminasi apabila
hasilnya menguntungkan . Tabel 22-1 mengilustrasikan prosedur analitis khusus
untuk wesel bayar dan akun bunga terkait . Prediksi independen auditor mengenai
beban bunga , dengan menggunakan rata-rata wesel bayar yang beredar dan
rata-rata suku bunga , akan membantu auditor mengevaluasi kelayakan beban bunga
dan juga menguji wesel bayar yang dihilangkan . Jika beban bunga aktual secara
material jauh lebih besar dari estimasi auditor , salah satu kemungkinan
penyebabnya adalah pembayaran bunga yang dicatat atas wesel bayar yang belum
dicatat .
·
Pengujian
atas Rincian Saldo
Titik awal yang normal
bagi audit atas wesel bayar adalah skedul wesel bayar dan bunga akrual , yang
diperoleh auditor dari klien . Gambar 22-2 mengilustrasikan skedul khusus ,
termasuk informasi yang terinci tentang semua transaksi yang terjadi sepanjang
tahun menyangkut pokok dan bunga , saldo awal dan akhir wesel bayar dan utang
bunga , serta informasi deskriftif mengenai wesel , seperti tanggal jatuh tempo
, suku bunga dan aset yang dijadikan sebagai jaminan .
TABEL
22-1 Prosedur Analitis untuk Wesel Bayar
|
|
Prosedur
Analitis
|
Kemungkinan
Salah Saji
|
Menghitung ulang beban bunga atas
dasar suku bunga rata-rata dan wesel bayar bulanan secara keseluruhan .
|
Salah saji beban bunga dan bunga
akrual atau penghapusan wesel bayar yang beredar .
|
Membandingkan setiap wesel yang
beredar dengan tahun sebelumnya .
|
Penghapusan atau salah saji wesel
bayar
|
Membandingkan total saldo wesel
bayar , beban bunga dan bunga akrual dengan saldo tahun sebelumnya
|
Salah saji beban bunga dan bunga
akrual atau wesel bayar
|
Jika ada sejumlah besar transaksi yang
melibatkan wesel selama tahun tersebut , mungkin tidak praktis bagi auditor
untuk memperoleh skedul semacam itu . Dalam situasi tersebut , auditor lebih
baik meminta klien untuk hanya menyiapkan skedul wesel dengan saldo yang belum
dibayar pada akhir tahun , yang menunjukkan deskripsi setiap wesel , saldo akhirnya
dan utang bunga pada akhir tahun , termasuk jaminan dan suku bunga .
Dua
tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang paling penting dalam wesel bayar
adalah:
a. Wesel
bayar yang ada telah dicantumkan ( kelengkapan )
b. Wesel
bayar dalam skedul talah dicatat secara akurat ( keakuratannya )
Tujuan
tersebut sangat vital karena salah saji dapat menjadi material meskipun salah
satu wesel dihilangkan atau tidak benar. Jika pengendalian internal terhadap
wesel bayar lemah, auditor mungkin perlu melaksanakan prosedur selanjutnya
untuk menguji wesel bayar yang hilang. Selain tujuan yang berkaitan dengan
saldo, empat tujuan yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan juga
merupakan hal yang penting bagi wesel bayar karena standar akuntansi
mengharuskan agar catatan kaki menggambarkan secara memadai syarat wesel bayar
yang beredar dan aser yang dijaminkan atas pinjaman tersebut. Ketika auditor
melaksanakan pengujian atas rincian saldo untuk tujuan audit yang berkaitan
dengan saldo, bukti yang diperoleh akan membantu memenuhi tujuan penyajian dan
pengungkapan wesel bayar.
EKUITAS PEMILIK
Terdapat
perbedaan yan penting dalam audit atas ekuitas pemilik antara perusahaan
terbuka dan perusahaan tertutup. Dalam sebagian besar perusahaan tertutup, yang
umumnya memiliki sedikit pemegang saham, sering kali terjadi transaksi, jiak
ada, berkenaan dengan modal saham selama tahun berjalan. Satu-satunya transaksi
yang dimasukan dalam bagian ekuitas pemilik kemungkinan adalah perubahaan
ekuitas pemilik akhibat laba atau rugi tahunan dan pengumuman deviden.
Akan
tetapi, perusahaan terbuka verifikasi atas ekuitas pemilik jauh lebih kompleks
karena banyaknya jumlah pemegang saham dan individu yang memiiliki saham sering
berubah .
Verifikasi
akun ekuitas pemilik yang utama dalam satu perusahaan terbuka mencakup;
·
Modal dan saham biasa
·
Agio saham
·
Laba ditahan dan
deviden yang terkait
Financial
performance is authent icated measurement which can measure the achievement ofa
company in producing profit [6]. These financial measurements later on will be
able to be indicators for evaluating the achievement of the companies in
prospering the owners, employees, and customers. (Islahuzzaman: 2012)
EKUITAS PEMILIK (Lanjutan)

Gambar
diatas menyajikan suatu tinjauan mengenai akun ekuitas khusus yang akan
dibahas. Tujuan dari setiap akun itu merupakan untuk menentukan apakah:
·
Pengendalian internal
terhadap modal saham dan dividen terkait sudah memadai
·
Transaksi ekuitas
pemilik sudah dicatat dengan benar, seperti yang di definisikan oleh enam
tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi
·
Saldo ekuitas pemilik
sudah dicatat secara layak, seperti yang didefinisikan oleh delapan tujuan
audit yang berkaitan dengan saldo, dan disajikan serta diungkapkan secara
layak, seperti yang didefinisikan oleh empat tujuan audit yang berkaitan dengan
penyajian dan pengungkapan untuk akun ekuitas pemilik
Pengendalian Internal
Otorisasi Transaksi yang Tepat
Karena setiap transaksi ekuitas pemilik umumnya bersifat material, banyak dari
transaksi tersebut yang harus disetujui oleh dewan direksi. Jenis transaksi
ekuitas pemilik berikutna memerlukan otorisasi khusus:
·
Penerbitan
Modall Saham. Otorisasi ini termasuk jenis
ekuitas yang akan diterbitkan, jumlah saham yang akan diterbitkan, nilai pari
saham, kondisi privilege bagi setiap saham selain saham biasa, dan tanggal
penerbitan
·
Pembelian
Kembali Modal Saham. Pembelian kembali
saham biasa atau saham preferen, penetapan waktu pembelian kembali, dan jumlah
yang akan dibayar atas saham semuanya harus disetujui oleh dewan direksi.
·
Pengumuman
Dividen. Dewan direksi harus mengotorisasi
bentuk dividen persaham, dan catatan serta tanggal pembayaran dividen.
Penyimpanan Catatan dan Pemisahan Tugas yang Tepat.
Jika perusahaan menyimpan catatan miliknya sendiri mengenai trnsaksi saham dan
saham yang beredar, pengendalian internal harus memadai untuk memastikan jika:
·
Pemilik actual saham
diakui dalam catatan perusahaan
·
Jumlah dividen yang
benar dibayar ke pemegang saham yang memiliki saham pada tanggal pencatatan
dividen
·
Potensi misapropriasi
atau penyalahgunaan asset telah diminimalisir.
Penugasan
personil yang tepat, prosedur penyimpanan catatan yang memadai, dan verifikasi
internal yang independen atas informasi dalam catatan merupakan pengendalian
yang bermanfaat untuk semua tujuan tersebut. Klien juga harus memiliki
kebijakan yang baik untuk menyiapkan sertifikat saham dan mencatat transaksi
modal saham.
Sebagai
pengendalian terhadap modal saham, biasanya perusahaan menyimpan pembukuan
sertifikat saham dan file induk modal saham pemegang saham. Catatan sertifikat modal saham mencatat
penerbitan dan pembelian kembali modal saham selama umur perusahaan. Catatan
transaksi modal saham meliputi nomor sertifikat, jumlah saham yang diterbitkan,
nama orang yang akan menerima saham yang diterbitkan, dan tanggal penerbitan.
Saat saham itu dibeli kembali, pembukuan sertifikat modal saham harus
mencantumkan sertifikat yang dibatalkan dan tanggal pembatalannya.
File induk modal saham pemegang saham merupakan
catatan saham yang beredar pada suatu waktu tertentu. File induk berfungsi
sebagai pengecek terhadap keakuratan catatan sertifikat modal saham dan saldo
saham dalam buku besar umum. File ini juga digunakan untuk dasar pembayaran
dividen.
EKUITAS PEMILIK
Pengendalian
internal sangatlah penting bagi aktivitas ekuitas pemilik.
Panitera Independen dan Agen Transfer Saham Setiap
perusahaan yang sahamnya terdaftar di bursa saham diwajibkan memiliki panitera
independen (independent registrar) sebagai pengendali untuk mencegah penerbitan
sertifikat saham yang tidak tepat. Tanggung jawab panitera independen adalah
memastikan bahwa saham diterbitkan oleh perusahaan sesuai dengan provisi modal
saham dalam akta perusahaan dan otorisasi dewan direksi. Jika kepemilikan saham
berubah, panitera bertanggung jawab menandatangani semua sertifikat saham yang
baru diterbitkan dan memastikan bahwa sertifikat lama diterima serta dibatalkan
sebelum sertifikat pengganti diterbitkan.
Kebanyakan
perusahaan berukuran besar juga menggunakan jasa agen transfer saham (stock
transfer agent) untuk menyimpan catatan pemegang saham, termasuk
mendokumentasikan transfer kepemilikan saham. Penggunaan agen transfer ini akan
membantu memperkuat pengendalian terhadap catatan saham dengan mempercayakan
catatan itu ke tangan organisasi independen dan membantu mengurangi biaya
penyimpanan catatan karena menggunakan tenaga spesialis. Banyak perusahaan juga
memiliki agen transfer untuk membagikan dividen tunai kepada pemegang saham,
sehingga pengendalian internal menjadi lebih baik.
Audit Modal Saham Dan Modal Disetor
Auditor
sangat memperhatikan empat hal ketika mengaudit modal saham dan agio saham,
yaitu:
(1)
Transaksi modal saham yang ada telah di catat, (2) transaksi modal saham yang
di catat memang terjadi dan dicatat secara akurat, (3) modal saham telah di
catat secara akurat, dan (4) modal saham telah di sajikan dan di ungkap secara
layak.
Dua
perhatian utama melibatkan pengujian pengedalian dan pengujian substantif atas
transaksi, sementara dua yang terakhhir melibatkan pengujian atas rincian
saldo.
Transaksi Modal Saham yang Ada Telah Dicatat
Tujuan ini dapat dengan mudah dipenuhi apabila panitera atau agen transfer
digunakan. Auditor dapat mengkonfirmasikan apakah setiap transaksi modal saham
memang terjadi serta keakuratan transaksi yang ada, dan kemudian menentukan
apakah semua transaksi tersebut telah dicatat. Untuk mengungkapkan penerbitan
dan pembelian kembali modal saham, auditor juga mereview notulen rapat dewan
direksi, terutama yang mendekati tanggal neraca, dan memeriksa buku catatan
saham yang dipegang klien.
Transaksi Modal Saham yang Dicatat Memang Terjadi
dan Dicatat Secara Akurat Akan diperlukan audit yang
ekstensif atas transaksi yang melibatkan penerbitan modal saham seperti
penerbitan modal saham baru secara tunai, merger dengan perusahaan lain melalui
pertukaran saham, saham sumbangan, dan pembelian saham treasuri. Tanpa
mempedulikan pengendalian, sudah merupakan praktik yang umum bagi auditor untuk
memverifikasi semua transaksi modal saham karena materialitas dan kedudukannya
yang permanen dalam catatan. Tujuan yang berkaitan dengan transaksi-keterjadian
umumnya dapat diuji dengan memeriksa notulen rapat dewan direksi menyangkut
otorisasi yang tepat.
Auditor
dapat segera memverifikasi keakuratan pencatatan transaksi modal saham secara
tunai dengan mengkonfirmasi jumlahnya dengan agen transfer dan menelusuri
jumlah transaksi modal saham yang tercatat ke penerimaan kas. (Dalam kasus
saham treasuri, jumlahnya ditelusuri ke jurnal pengeluaran kas). Selain itu,
auditor juga harus memverifikasi apakah jumlah yang benar telah dikredit ke
modal saham dan agio saham dengan mengacu ke akta perusahaan untuk menentukan
nilai pari atau ditetapkan modal saham.
Mengaudit
transaksi modal saham seperti dividen saham, akuisisi properti dengan saham,
merger, atau transfer non kas yang serupa sangatlah menantang karena diperlukan
keahlian teknis yang tinggi sehingga untuk menentukan penilaian yang tepat
sering kali diperlukan banyak pertimbangan. Sebagai contoh, dalam audit atas
transaksi merger yang utama, sering kali auditor harus melakukan penelitian
yang ekstensif untuk menentukan perlakuan akuntansi yang tepat dan penilaian
transaksi yang layak, setelah mempertimbangkan semua fakta dalam merger.
Modal Saham Dicatat Secara Akurat
Auditor memverifikasi saldo akhir akun modal saham dengan menentukan terlebih
dahulu jumlah saham yang beredar pada tanggal neraca. Konfirmasi dari agen
transfer merupakan cara yang paling sederhana untuk memperoleh informasi ini.
Jika agen transfer tidak ada, auditor harus mengandalkan pemeriksaan atas
catatan saham dan akuntansi untuk semua saham yang beredar dalam catatan
sertifikat saham, pemeriksaan semua sertifikat yang dibatalkan, serta akuntansi
untuk sertifikat kosong.
Setelah
auditor yakin bahwa jumlah saham yang beredar sudah benar, nilai pari yang
tercatat dalam akun modal dapat diverifikasi dengan mengalikan jumlah saham
dengan nilai pari saham. Saldo akhir akun agio saham merupakan jumlah residu.
Saldo ini diaudit dengan memverifikasi jumlah transaksi yang tercatat selama
tahun tersebut dan menambahkannya dengan atau menguranginya dari saldo awal
akun.
Pertimbangan
utama ketika mengaudit tujuan yang berkaitan dengan saldo- keakuratan bagi
modal saham adalah memverifikasi apakah jumlah saham yang digunakan dalam
perhitungan laba per saham (EPS) sudah akurat. Jadi tidaklah sulit menentukan
jumlah saham yang benar yang akan digunakan dalam perhitungan apabila hanya ada
satu kelas saham dan sejumlah kecil transaksi modal saham. Masalahnya akan
menjadi jauh lebih kompleks apabila ada sekuritas konvertibel, opsi saham, atau
waran saham yang beredar. Auditor harus memahami persyaratan standar akuntansi
yang relevan sebelum memverifikasi jumlah saham untuk menentukan laba per saham
dasar dan yang didilusi.
Pertimbangan
utama ketika mengaudit tujuan yang berkaitan dengan saldo-keakuratan bagi modal
saham adalah memverifikasi apakah jumlah saham yang digunakan dalam perhitungan
laba per saham (EPS) sudah akurat. Jadi tidaklah sulit menentukan jumlah saham
yang benar yang akan digunakan dalam perhitungan apabila hanya ada satu kelas
saham dan sejumlah kecil transaksi modal saham. Masalahnya akan menjadi jauh
lebih kompleks apabila ada sekuritas konvertibel, opsi saham, atau waran saham
yang beredar.
Jasa
auditing digunakan secara meluas yang dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas
informasi bagi pihak pemakai laporan keuangan. Alasan mengapa diperlukannya
audit oleh auditor independen (akuntan publik), yaitu untuk meyakinkan para
pengguna laporan keuangan tersebut bahwa laporan keuangan yang dibuat oleh
manajemen adalah bebas dari salah saji material dan disajikan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum dan untuk meminimalisir risiko informasi,
sehingga laporan yang dibuat manajemen dapat dijadikan sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan oleh pihak internal dan eksternal dengan tepat
(Islahuzzaman:2007).
Modal Saham Disajikan dan Diungkapkan Secara Layak
Sumber
informasi yang paling penting untuk menentukan apakah keempat tujuan yang
berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan bagi aktivitas modal saham telah
dipenuhi adalah akta perusahaan, notulen rapat dewan direksi, dan analisis
auditor mengenai transaksi modal saham. Auditor harus menentukan bahwa setiap
kelas saham memiliki deskripsi yang tepat, termasuk jumlah saham yang
diterbitkan dan beredar serta setiap hak khusus atas masing-masing kelas.
Audit Dividen
Penekanan dalam audit dividen
diberikan pada transaksi dividend an bukan pada saldo akhir. Namun, jika ada
utang dividden, terjadilah pengecualian. Tujuan paling penting termasuk yang
berkenaan dengan utang dividen, adalah:
1. Dividen
yang dicatat memang terjadi (keterjadian)
2. Dividen
yang telah ada dicatat (Kelengkapan)
3. Dividen
telah dicatat secara akurat (Keakuratan)
4. Dividen
dibayar kepada pemegang saham yang ada (Keterjadian)
5. Utang
dividen telah dicatat (Kelengkapan)
6. Utang
dividen telah dicatat secara akurat (Keakuratan)
Pengujian
atas utang dividen harus dilakukan bersamaan dengan dividen yang diumumkan.
Setiap dividen yang belum dibayar harus dicatat sebagai kewajiban.
Audit Laba Ditahan
Bagi sebagian besar perusahaan,
satu-satunya transaksi yang melibatkan laba ditahan adalah laba bersih tahun
tersebut dan pengumuman dividen. Perubahan lain dalam laba ditahan dapat
mencakup koreksi laba periode sebelumnya, penyesuaian periode sebelumnya yan
dibebankan atau dikredit secara langsung ke laba ditahan, dan penetapan atau
eliminasi apropriasi laba ditahan.
Untuk memulai audit atas laba
ditahan, pertama auditor menganalisis laba ditahan selama tahun berjalan.
Skedul audit yang menunjukkan analisis, yang biasanya merupakan bagian dari
file permanen, berisi deskripsi setiap transaksi yang mempengaruhi akun
tersebut.
Untuk menyelesaikan audit atas
pengkreditan ke laba ditahan bagi laba bersih selama tahun tersebut (atau
pendebetan bagi rugi bersih), auditor hanya perlu menelusuri ayat jurnal laba
ditahan ke angka laba bersih pada laporan laba rugi.
Dalam
mengaudit pendebetan dan pengkresitan ke laba ditahan, selain laba bersih dan
dividen, auditor juga harus menentukan apakah transaksi itu telah dicantumkan.
Sebagai contoh, penyesuaian periode sebelunya dapat dimasukkan dalam laba
ditahan hanya jika penyesuaian itu memenuhi persyaratan standar akuntansi.
Setelah auditor yakin bahwa
transaksi yang tercatat telah diklasifikasikan dengan benar sebagai transaksi
laba ditahan, langkah selanjutnya adalah memutuskan apakah hal itu telah
dicatat secara akurat. Bukti audit yang diperlukan untuk menentukan keakuratan
itu tergantung pada sifat transaksinya.
Auditor
juga harus mengevaluasi apakah ada transaksi yang seharusnya harus dimasukkan
tetap belum dilakukan. Standar akuntansi mewajibkan penyajian dan pengungkapan
informasi yang berkaitan dengan laba ditahan. Auditor sangat sibuk menentukan
apakah tujuan penyajian dan pengungkapan laba ditahan telah dipenuhi, terutama
yang berkaitan dengan pengungkapan setiap restriksi terhadap pembayaran
dividen.
DAFTAR
PUSTAKA
Arens, A. A,. Randal,
J. E., & Mark, S. B. (2008). Auditing
and Assurance Service an Integrated Approach 12th Edition. Upper Sadel
River, New Jearsey: Pearson Education International.
Islahuzzaman dkk.
(2018). The Impact of Audit Committee and Internal Audit towards Financial
Statement Quality: External Audit and Corporate Governance as Intervening
Variables. International Journal of
Engineering & Technology, 1. Diakses pada tanggal 19 Maret 2019
Islahuzzaman (2012).
The Influence of Corporate Strategy
Disclosure in Annual Report towards Corporate Financial Performance (A
Financial Accounting Research). International
Journal of Research in Management 2. Diakses pada tanggal 3 Mei 2019
Islahuzzaman. (2007). Pengaruh Persepsi Senior Auditor Atas
Tingkat Kompetensi Pihak Pemberi Informasi Terhadap Pelaksanaan Prosedur
Analitis. 4. Diakses pada tanggal 6 Mei 2019
Komentar
Posting Komentar