AUDIT SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN: PENGUJIAN
PENGENDALIAN, PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI, DAN UTANG USAHA
AUDITING II
AUDITING II
KELAS B
KELOMPOK 4
ALIFAH DEWI RESTARI (19)
NURAFIFAH FEBRIANI (20)
CANDRA DWI AFSARI (22)
ALIFIA NUR FADHILLA (23)
FITRI NUR OKTAVIANI (30)
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
AUDIT SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN: PENGUJIAN
PENGENDALIAN, PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI, DAN UTANG USAHA
AKUN DAN KELAS TRANSAKSI DALAM SIKLUS AKUISISI DAN
PEMBAYARAN
A company is subject to present a
financial statement with quality as its responsibility to authorities. The
Financial Accounting Standards [28] establishes qualitative characteristics to
be obtained in accounting information commonly used in decision making
processes.(Islahuzzaman:2018)
Tujuan
dari keseluruhan audit atas siklus akuisisi dan pembayaran yaitu mengevaluasi
apakah akun-akun yang dipengaruhi oleh akuisisi barang dan jasa serta
pengeluaran kas bagi akuisisi tersebut disajikan secara wajar sesuai dengan
standar akuntansi. Terdapat 3 kelas transaksi yang dimasukkan dalam siklus:
1. Akuisisi
barang dan jasa
2. Pengeluaran
kas
3. Retur
dan pengurangan pembelian dan diskon pembelian
FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS SERTA DOKUMEN DAN CATATAN
YANG TERKAIT
Untuk mengoperasikan suatu bisnis,
siklus akuisisi dan pembayaran ini melibatkan keputusan dan proses yang
diperlukan untuk memperoleh barang dan jasa. Siklus ini umumnya dimulai dengan
pembuatan permintaan pembelian oleh karyawan yang berwenang yang memerlukan barang
dan jasa itu, lalu berakhir dengan pembayaran utang usaha.
Ø Memroses Pesanan
Pembelian
Permintaan
Pembelian (Purchase Requisition)
digunakan untuk meminta barang dan jasa oleh karyawan yang berwenang dapat
berupa permintaan akusisi seperti atas bahan oleh seorang mandor atau
supervisor ruang penyimpanan.
Pesanan Pembelian (Purchase Order) adalah dokumen yang
digunakan untuk memesan barang dan jasa dari vendor. Pesanan tersebut mencakup
deskripsi, kuantitas dan informasi terkait mengenai barang dan jasa yang ingin
dibeli perusahaan dan sering kali digunakan untuk menunjukkan otorisasi
akuisisi.
Ø Menerima Barang dan
Jasa
Penerimaan barang dan jasa dari
vendor oleh perusahaan merupakan titik kritis dari siklus karena merupakan saat
di mana sebagian besar perusahaan mulai mengakui akuisisi dan kewajiban terkait
pada catatannya. Laporan penerimaan (Receiving
Report) adalah kertas atau dokumen elektronik yang dibuat pada saat barang
diterima. Laporan tersebut mencantumkan deskripsi barang, kuantitas yang diterima,
tanggal diterima, dan data lainnya yang relevan.
Ø Mengakui Kewajiban
Pengakuan kewajiban yang tepat atas
penerimaan barang dan jasa memerlukan pencatatan yang tepat waktu dan akurat.
Pencatatan awal akan mempengaruhi laporan keuangan dan pengeluaran kas aktual,
maka perusahaan harus hati-hati dalam mencantumkan semua transaksi yang
berkaitan dengan akuisisi. Dokumen dan catatan yang umum meliputi:
-
Faktur vendor (Vendor’s Invoice) merupakan dokumen yang
diterima dari vendor dan menunjukkan jumlah yang terutang atas suatu akuisisi.
-
Memo debet (Debit Memo) merupakan dokumen yang
diterima dari vendor dan menunjukkan pengurangan jumlah yang terutang kepada
vendor akibat retur barang/pengurangan yang diberikan.
-
Voucher, sering
digunakan dalam menetapkan cara yang formal untuk mencatat dan mengendalikan
akuisisi, terutama dengan memungkinkan setiap transaksi akuisisi diberi nomor
urut.
-
File Transaksi Akuisisi
merupakan file yang dibuat komputer yang meliputi semua transaksi akuisisi yang
diproses oleh sistem akuntansi selama suatu periode, seperti satu hari, satu
minggu, atau satu bulan.
-
Jurnal Akuisisi atau
Listing Jurnal Akuisisi (Acquisitions
Journal), umumnya dibuat dari file transaksi akuisisi dan umumnya meliputi
nama vendor, tanggal, jumlah, dan klasifikasi akun atau klasifikasi setiap
transaksi, seperti perbaikan dan pemeliharaan, persediaan, atau utilitas.
-
File Induk Utang Usaha
(Accounts Payable Master File)
mencatat transaksi akuisisi, pengeluaran kas, serta retur dan pengurangan
akuisisi untuk setiap vendor.
-
Neraca Saldo Utang
Usaha (Accounts Payable Trial Balance)
mencantumkan jumlah yang terutang kepada setiap vendor atau dari setiap faktur
atau voucher pada suatu titik waktu. Neraca tersebut dibuat secara langsung
dari file induk utang usaha.
-
Laporan Vendor (Vendor’s Statement) adalah dokumen yang
disiapkan setiap bulan oleh vendor dan menunjukkan saldo awal, akuisisi, retur
dan pengurangan, pembayaran kepada vendor dan saldo akhir.
Ø Memroses dan Mencatat
Pengeluaran Kas
Auditor senior harus dapat mengetahui tentang
kompetensi pihak pemberi informasi. Dengan demikian diperlukan adanya persepsi
dari auditor senior terhadap pihak pemberi informasi tersebut, sehingga auditor
senior mampu menentukan tingkat kompetensi pihak pemberi informasi. Persepsi
adalah proses dari seseorang dalam memahami lingkungannya yang melibatkan
pengorganisasian dan penafsiran dalam suatu pengalaman psikologis (Gibson, et
al.,2000). Karena itu, persepsi senior auditor atas tingkat kompetensi pihak pemberi informasi yaitu bagaimana tanggapan
atau reaksi dari senior auditor terhadap pihak pemberi informasi yang berbeda
beda latar belakangnya, di dalam mem=nentukan apakah pihak pemberi informasi
tersebut adalah pihak yang kompeten atau tidak. Jika auditor senior memiliki
persepsi terhadap tingkat kompetensi pihak pemberi informasi, maka auditor
senior dapat mengambil keputusan apakah perlu melakukan: prosedur analitis atau
langsung menuju ke audit selanjutnya. (Islahuzzaman:2018)
Dokumen
yang terkait dengan proses pengeluaran kas yang diperiksa auditor termasuk:
·
Cek.
Dokumen ini umumnya yang digunakan untuk membayar akuisisi ketika pembayaran
sudah jatuuh tempo. Sebagian besar perusahaan menggunakan cek yang dibuat
melalui komputer berasarkan informasi yang tercantum dalam file transaksi
akuisisi pada saat barang dan jasa diterima.
·
File
Transaksi Pengeluaran Kas. Merupakan file yang
dibuat dengan komputer yang mencantumkan semua transaksi pengeluaran kas yang
diproses oleh sistem akuntansi selama suatu periode.
·
Jurnal
atau Listing Pengeluaran Kas. Merupakan listing atau
laporan yang dibuat dari file transaksi pengeluaran kas yang mencantumkan semua
transaksi selana setiap periode waktu.
METODOLOGI UNTUK
MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI
Akun yang paling banyak
menyita waktu untuk diverifikasi oleh pengujian atas rincian saldo adalah piutang
usaha, persediaan, asset tetap, utang usaha, dan beban.
Pengujian pengendalian dan pengujian substantive
atas transaksi untuk siklus akuisisi dan pembayaran dibagi ke dalam dua bidang
yang luas:
1. Pengujian
akuisisi, yang meliputi tiga dari empat fungsi bisnis yang telah dibahas
sebelumnya: memroses pesanan, pembelian, menerima barang dan jasa, serta
mengakui kewajiban.
2. Pengujian
pembayaran, yang menyangkut fungsi keempat, yaitu memroses dan mencatat
pengeluaran kas.
Ø Memahami Pengendalian
Internal
Auditor harus memahami pengendalian internal untuk
siklus akuisisi dan pembayaran sebagai bagian dari pelaksanaan prposedur
penilaian risiko dengan mempelajari bagan arus klien, mereview kuisioner
pengendalian internal, serta melaksanakan pengujian walkthrough untuk transaksi
akuisisi dan pengeluaran kas.
Ø Menilai Risiko
Pengendalian yang Direncanakan
Otorisasi
Pembelian. Otorisasi yang tepat untuk melakukan
akuisisi akan memastikan bahwa barang dan jasa yang diperoleh adalah dem
memenuhi tujuan perusahaan yang diotorisaasi, dan menghindari akuisisi item
yang berlebihan atau tidak diperlukan.
Pemisahan
Penyimpanan Aset dari Fungsi Lainnya. sebagian
besar perusahaan meminta departemen penerimaan untuk memulai membuat laporan
penerimaan sebagai bukti penerimaan dan pemeriksaan barang. Untuk mencegak
pencurian dan penyalahgunaan, barang tersebut harus dikendalikan secara fisik
dari saat penerimaannya harus independen dari personil ruang penyimpanan dan
departemen akuntansi.
Pencatatan yang
Tepat Waktu dan Review Independen atas Transaksi. Dalam beberapa perusahaan, pencatatan
kewajiban atas akuisisi dibuat atas dasar penerimaan barang dan jasa.
Depertemen utang usaha umumnya bertanggung jawab untuk memverifikasi kelayakan
akuisisi. Hal ini dilakukan dengan membandingkan rincian pada pesanan
pembelian, laporan penerimaan, dan faktur vendor untuk menentukan bahwa
deskripsi, harga, kualitas, syarat, dan ongkos angkut yang ada dalam faktur
vendor sudah benar.
AUDIT
SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN, PENGUJIAN SUBSTANTIF
ATAS TRANSAKSI, DAN UTANG USAHA
Prosedur analitis meliputi
perbandingan jumlah yang dicatat dengan perkiraan yang dikembangkan oleh
auditor. Seringkali prosedur analitis mencakup perhitungan rasio oleh auditor
untuk dibandingkan dengan rasio tahun lalu dan data lain yang berhubungan.
Pelaksanaan prosedur analitis dapat memberikan indikasi perlunya pengujian yang
lebih ekstensif jika hasil perbandingan tersebut menunjukan banyak kekeliruan.
Dalam pelaksanaan audit, auditor sering melakukan prosedur analitis. Karena
prosedur analitis merupakan alat yang menambah keefisienan dan keefektifan
pelaksanaan pengujian audit lebih lanjut, sehingga biaya dan waktu dapat
diminimalisir. (Islahuzzaman: 2007)
Ø
Menilai Risiko Pengendalian yang
Direncanakan
Otorisasi
Pembayaran. Cek harus
dipranomori agar lebih mudah memperhitungkan semua cek dan dicetak pada kertas
kerja khusus agar sulit untuk mengubah penerima pembayaran. Perusahaan harus
berhati-hati dalam melakukan pengendalian fisik terhadap cek kosong yang sudah
tidak digunakan lagi dan yang telah ditandatangani. Metode yang umum yaitu
menuliskan nomor cek pada dokumen pendukung.
Ø
Menentukan Luas Pengujian Pengendalian
Setelah efektivitas
operasi pengendalian ditingkatkan dan didukung oleh pengujian pengendalian
tambahan, auditor akan mampu mengurangi pengujian substantif. Jika klien
merupakan perusahaan publik, auditor harus mendokumentasikan dan menguji
pengendalian secara memadai untuk mengeluarkan pendapat mengenai pengendalian
internal terhadap pelaporan keuangan.
Ø
Merancang Pengujian Pengendalian dan
Pengujian Substantif atas Transaksi Untuk Akuisisi.
Dalam suatu penugasan
audit, bukti audit akan bervariasi dengan pengendalian internal dan situasi
lainnya. Efisiensi audit yang signifikan dapat dicapai pada banyak audit
apabila pengendalian beroperasi secara efektif. Empat dari enam tujuan audit
yang berkaitan dengan transaksi akuisisi memerlukan perhatian khusus sehingga
harus diperiksa secara lebih teliti lagi. Kebenaran akun asset, kewajiban, dan
beban tergantung pada pencatatan transaksi yang benar dalam jurnal akuisisi,
terutama yang berhubungan dengan keempat tujuan tersebut
1.
Akuisisi yang dicatat adalah untuk
barang dan jasa yang diterima, yang konsisten dengan kepentingan utama klien
(keterjadian). Pengendalian
yang memadai akan mencegah pencatatan akuisisi yang sebenarnya tidak ada secara
sengaja, terutama pencatatan akuisisi ganda selain itu dapat juga mencegah
klien untuk mencantumkan beban bisnis atau transaksi asset yang curang.
2.
Akuisisi yang ada telah dicatat
(kelengkapan). Dalam beberapa
audit mungkin sulit untuk melakukan pengujian atas rincian saldo untuk
menentukan apakah transaksi yang ada belum dicatat, sehingga harus mengandalkan
pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi untuk tujuan ini.
3.
Akuisisi telah dicatat secara akurat
(keakuratan). Luas pengujian
rincian saldo terhadap banyak akun neraca dan beban tergantung pada evaluasi
auditor atas keefektifan pengendalian internal terhadap keakuratan transaksi
akuisisi yang dicatat.
4.
Akusisi telah diklasifikasikan dengan
benar (klasifikasi). Pengujian
atas rincian saldo setiap akun
tertentu dapat dikurangi jika auditor yakin bahwa pengendalian internal sudah
memadai untuk memberikan kepastian yang layak menyangkut klasifikasi yang benar
dalam jurnal akuisisi.
Ø
Merancang Pengujian Pengendalian dan
Pengujian Substantif atas Transaksi untuk Pengeluaran Kas.
Auditor biasanya
melaksanakan pengujian kuisisi dan pengeluaran kas pada saat yang bersamaan.
Untuk transaksi tertentu yang akan diperiksa dari jurnal akuisisi, faktur
vendor, laporan penerimaan, dan dokumentasi akuisisi lainnya diperiksa pada
saat yang bersamaan seperti cek yang bersangkutan dibatalkan. Jadi verifikasi
dapat dilakukan secara efisien tanpa mengurangi keefektifan pengujian.
Ø
Sampling Atribut untuk pengujian
Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi
Perbedaan yang penting
antara akuisisi dan pembayaran dibandingkan dengan siklus lainnya:
1.
Terdapat
sejumlah besar akun yang terlibat dalam siklus ini, termasuk akun laporan laba
rugi dan neraca. Hal ini meningkatkan potensi salah saji klasifikasi, yang
beberapa mungkin akan mempengaruhi laba
METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO UTANG USAHA
Ø
Mengidentifikasi
Risiko Bisnis Klien yang Mempengaruhi Utang Usaha (Tahap I)
Fokus terkini yang diberikan oleh banyak perusahan pada perbaikan
aktivitas manajemen mata rantai suplainya telah menimbulkan banyak perubahan
dalam perancangan sistem yang digunakan untuk mengawali serta mencatat
aktivitas akuisisi dan pembayaran. Usaha untuk merampingkan proses pembelian
barang dan jasa, termasuk penekanan yang lebih
besar pada pembelian persediaan just in time, pembagian informasi
yang meningkat dengan pemasok, dan penggunaan teknologi serta e-commerce untuk
melakukan transaksi bisnis, telah mengubah semua aspek siklus akuisisi dan
pembayaran bagi banyak perusahaan. Pengaturan dan sistem tersebut dapat menjadi
kompleks.
Pada intinya, tugas seorang auditor adalah melakukan pembandingan
antara kondisi yang sebenarnya dari penyelenggaraan pengolahan data tersebut
dengan ketentuan yang menjadi dasamya, dan kemudian menentukan tingkat
kesesuainnya. Hal ini sama saja antara audit konvensional dengan audit
ecommerce. Hanya saja seorang auditor tidak dapat melihat secara fisik tahap
demi tahap kegiatan pengolahan data, apakah sudah benar-benar sesuai dengan
pedoman ketentuan yang berlaku, karena semua tahap tersebut terselenggara
melalui program komputer serta menggunakan file-file data yang tidak bisa
dibaca secara fisik. Di samping itu istilah teknis e-commerce membuat laporan
hasil audit e-commerce menjadi sangat rumit, sebab istilah-istilah tersebut
tidak dijumpai pada audit konvensional. (Islahuzzaman, 2006)
Risiko bisnis klien yang signifikan dapat saja berasal dari
perubahan tersebut. Sebagai contoh, pemasok mungkin memiliki akses yang lebih
besar ke catatan utang usaha, yang memungkinkannya untuk terus memonitor status
saldo utang dan untuk melaksanakan rekonsiliasi transaksi yang terinci. Auditor
harus memahami sifat perubahan sistem tersebut untuk mengidentifikasi apakah
risiko bisnis klien dan pengendalian manajemen yang terkait mempengaruhi kemungkinan
salah saji yang material dalam utang usaha.
Ø
Menetapkan
Materialitas Kinerja dan Menilai Risiko Inheren (Tahap I)
Seperti piutang usaha, sejumlah besar transaksi dapat mempengaruhi
utang usaha. Saldonya sering kali berjumlah besar dan terdiri dari sejumlah
besar saldo vendor serta relative mahal untuk mengaudit akun tersebut. Karena
alasan tersebut, auditor umumnya menetapkan materialitas kinerja yang relative
tinggi untuk utang usaha.
Ø
Menilai
Risiko Pengendalian dan Merancang serta Melaksanakan Pengujian Pengendalian dan
Pengujian Substantif atas Transaksi (Tahap I dan II)
Tahap I dan II yaitu menilai risiko pengendalian dan merancang
serta melaksanakan pengujian pengendalian dan pengijian substantif atas
transaksi.
Auditor menilai risiko pengendalian berdasarkan pemahaman terhadap
pengendalian internal. Pengujian substansif auditor akhirnya bergantung pada
keefektifan relatif pengendalian internal yang bergabung dengan utang usaha.
Karena itu, auditor harus memiliki pemahaman yang menyeluruh tentang bagaimana
pengendalian tersebut berhubungan dengan utang usaha.
Terdapat dua contoh ilustrasi mengenai pengaruh pengrndalian
internal klien terhadap pengujian utang usaha yaitu :
1. Asumsi bahwa klien memiliki pengendalian internal yang sangat efektif
terhadap pencatatan dan pembayaran akuisisi.
2. Asumsikan bahwa laporan penerimaan tidak digunakan, klien
menunda pencatatan akuisisi hingga pengeluaran kas dilakukan, dank arena
lemahnya posisi kas, tagihan sering kali dibayang beberapa bulansetelah tanggal
jatuh temponya.
Tahap
III yaitu merancang dan melaksanakan perosedur analitis
Pelaksanaan
prosedur analitis yang berdasarkan pertimbangan profesional, dipengaruhi oleh
jawaban yang diperoleh dari pihak pemberi informasi. Informasi ini akan
melandasi tindakan lebih lanjut auditor. Oleh karena itu tanya jawab dengan
menajemen merupakan asfek yang penting dalam mengevaluasi keandalan suatu bukti
audit. Salah satu tujuan dari prosedur analitis adalah untuk mengetahui adanya
kemungkinan kekeliruan atau ketidak beresan dalam laporan keuangan yang
ditujukan dengan adanya hal-hal yang tidak biasa. Jika terjadi hal-hal yang
tidak biasa auditor akan melakukan tindakan lebih lanjut yaitu meminta
penjelasan dari manajemen dengan melakukan tanya-jawab (inquiry). (Islahuzzaman:2007)
Penggunaan
prosedur analitis ini menrupakan hal yang penting dalam siklus akuisisi an
pembayaran seperti pada setiap siklus lainnya, terutama untuk mengungkapkan
salah saji utang usaha. Prosedur analitis untuk akun-akun neraca serta laporan
laba rugi dalam siklus akuisisi dan pembayaran, berguna untuk mengungkapkan
bidang dimana penyelidikan tambahan memang diperlukan.
Auditor
harus membandingkan total beban tahun berjalan dengan tahun sebelumnya untuk
mengungkapkan salah saji utang usaha serta akun beban. Karena akuntansi
double-entry, salah saji akun beban juga biasanya menimbulakan salah saji yang sama pada utang usaha. Karena itu,
membandingkan beban saat ini seperti sewa , utilitas, dan tagihan lainnya yang
terjadwal secara teratur dengan tahun sebelumnya, merupakan prosedur yang
efektif untuk menganalisis utang usaha apabila beban dari tahun ke tahun
diharapkan relative stabil. Tujuan audit atas utang usaha secara keseluruhan
yaitu untuk menentukan apakah saldo utang usaha telah dinyatakan secara wajar
dan di ungkapkan secara layak.
Terdapat
perbedaan penekanan yang penting dalam audit atas kewajiban dan asset. Ketika
verifikasi aset, auditor menekankan lebih saji melalui verifikasi dengan
konfirmasi, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan dokumen pendukung. Auditor tidak
boleh mengabaikan kemungkinan aset mengalami kurang saji tetapi harus lebih
memperhatikan lebih saji. Pendekatan yang berlawanan ini di ambil ketika
verifikasi saldo kewajiban; yaitu focus
utamanya adalah pada kewajiban yang kurang saji atau di hilangkan.
Perbedaan
penekanan ketika mengaudit aset dan kewajiban dihasilkan secara langsung dari
kewajiban hukum akuntan publik. Jika investor ekuitas, kreditor, dan pemakai
lainnya menentukan setelah diterbitkannya laporan keuangan yang diaudit bahwa
ekuitas pemilik dilebihsajikan secara material, tuntutan hukum terhadap kantor
akuntan publik mungkin akan terjadi. Karena lebih saji ekuitas pemilik dapat
terjadi baik dari lebih saji aset atau kurang saji kewajiban, merupakan hal
yang alami bagi akuntan publik untuk menekankan kedua jenis salah saji
tersebut. Auditor tidak boleh mengabaikan kemungkinan bahwa aset akan mengalami
kurang saji dan kewajiban mengalami lebih saji, dan harus merancang pengujian
demi mendeteksi kurang saji laba serta ekuitas pemilik yang material, termasuk
yang berasal dari lebih saji utang usaha yang material.
Ø Pengujian Kewajiban Setelah
Periode
Karena
menekankan pada kurang saji dalam akun kewajiban, pengujian kewajiban setelah
periode (out-of-period liabilities test) merupakan hal yang penting bagi utang
usaha. Luas pengujian untuk mengungkapkan utang usaha yang belum tercatat, yang
sering kali disebut pencarian utang usaha yang belum tercatat, sangat
tergantung pada penilaian risiko pengendalian dan materialitas saldo akun yang
potensial. Prosedur audit yang sama yang digunakan untuk mengungkapkan pada
tujuan keakuratan. Berikut adalah prosedur audit yang umum. utang yang belum
tercatat dapat diterapkan
Ø Memeriksa Dokumentasi
yang Mendasari Pengeluaran Kas Selanjutnya
Auditor
memeriksa dokumen pendukung menyangkut pengeluaran kas setelah tanggal neraca
guna menentukan apakah pengeluaran kas dilakukan untuk kewajiban periode
berjalan. Jika memang untuk kewajiban periode berjalan, auditor harus
menelusurinya ke neraca saldo utang usaha untuk memastikan bahwa pembayaran
tersebut telah di lakukan.
Ø Memeriksa Dokumentasi
yang Mendasari Tagihan yang Belum Dibayar Beberapa Minggu Setelah Akhir Tahun
Auditor
melaksanakan prosedur ini dengan cara yang sama seperti sebelumnya dan untuk
tujuan yang sama. Prosedur ini berbeda karena dilakukan untuk kewajiban yang
belum dibayar mendekati akhir audit dan bukan untuk kewajiban yang telah
dibayar. Sebagai contoh, dalam audit untuk tahun yang berakhir 31 Maret,
asumsikarn auditor memeriksa dokumen pendukung untuk cek yang dibayar hingga
tanggal 28 Juni. Tagihan yang masih belum dibayar pada tanggal 28 Juni harus
diperiksa untuk menentukan apakah hal itu merupakan kewajiban pada tanggal 31
Maret.
Auditing activities contribute
to the quality
of the financial
state-ment. To ensure the
quality and the usefulness inmaking decisions in the economy, a company should enforce
relevance, faithful representation, comparability, verifiability,
timeliness,and understandability. Therefore,
financial statement must be auditedby anindependent and
competent external
auditor(EA). Inde-pendent auditors are
usually CPA’s who are either individual prac-titioners or
members of public
accounting firms who
render pro-fessionalauditing services
to clients” . (Islahuzzaman:2018
Ø Menelusuri Laporan Penerimaan
yang Dikeluarkan Sebelum Akhir Tahun ke Faktur Vendor Terkait
Semua barang dagangan
yang diterima sebelum akhir tahun periode akuntansi harus dicantumkan sebagai
utang usaha . Dengan menelusuri laporan penerimaan yang diterbitkan hingga
kahir tahun ke faktur vendor dan memastikan bahwa laporan itu telah dimasukkan
dalam utang usaha , auditor menguji kewajiban yang belum tercatat .
Ø Menelusuri Laporan
Vendor yang Menunjukkan Saldo yang Jatuh Tempo ke Neraca Saldo Utang Usaha
Jika klien menyimpan
file laporan vendor , auditor dapat menelusuri setiap laporan yang memiliki
saldo yang jatuh tempo pada tanggal neraca ke listing untuk memastikan bahwa
hal itu telah dicantumkan sebagai utang usaha .
Ø Mengirim Konfirmasi ke
Vendor dengan Siapa Klien Melakukan Bisnis
Walaupun penggunaan
konfirmasi untuk utang usaha kurang begitu umum ketimbang untuk piutang usaha ,
auditor kadang-kadang menggunakannnya untuk menguji vendor yang dihapus dari
daftar utang usaha , transaksi yang dihilangkan , dan saldo akun yang salah
saji . Pengiriman konfirmasi kepada vendor yang aktif yang saldonya belum
dicantumkan dalam daftar utang usaha merupakan cara yang bermanfaat dalam
mencari tahu jumlah yang dihilangkan .
Ø Pengujian Pisah Batas
(Cutoff Tests)
Untuk menguji jumlah
pisah batas lebih saji , auditor harus menelusuri laporan penerimaan yang
dikeluarkan setelah akhir tahun ke faktur terkait guna memastikan bahwa hal itu
tidak dicatat sebagai utang usaha (kecuali merupakan persediaan dalam
perjalanan , yang akan dibahas dengan singkat).
Ø Hubungan Pisah Batas
dengan Observasi Fisik Persediaan
Informasi pisah batas
untuk akuisisi harus diperoleh selama observasi fisik persediaan . Pada saat
tersebut , auditor harus mereview prosedur dalam departemen penerimaan untuk
menentukan bahwa semua persediaan yang ditermia telah dihitung , dan auditor harus
mencatat pada dokumentasi audit nomor laporan penerimaan terakhir dimana
persediaan dilibatkan dalam perhitungan fisik . Setelah tanggal perhitungan
fisik , auditor kemudian harus menguji catatan akuntansi menyangkut pisah batas
. Auditor harus menelusuri nomor laporan penerimaan yang didokumentasikan
sebelumnya ke catatan utang usaha untuk memverifikasi bahwa hal itu telah
dimasukkan atau dikecualikan dengan benar .
Ø Persediaan dalam
Perjalanan
Untuk FOB Destination ,
hak akan berpindah ke pembeli ketika persediaan diterima , sehingga hanya
persediaan yang diterima pada atau sebelum tanggal neraca yang harus dimasukkan
dalam persediaan dan utang usaha pada akhir tahun . Jika akuisisi dilakukan
atas dasar FOB origin , perusahaan harus mencatat persediaan dan utang usaha
terkait pada periode berjalan jika pengiriman dilakukan pada atau sebelum
tanggal neraca .
Ø Reliabilitas bukti
1.
Perbedaan
Antara Faktur Vendor dan Laporan Vendor
Auditor harus
membedakan antara faktur vendor dan laporan vendor ketika memverifikasi jumlah
yang terutang kepada vendor . Faktur vendor lebih unggul dalam memverifikasi
transaksi karena auditor memverifikasi setiap transaksi dan faktur menunjukkan
rincian akuisisi.
2.
Perbedaan
Antara Laporan Vendor dan Konfirmasi
Perbedaan paling
penting antara laporan vendor dan konfirmasi utang usaha terletak pada sumber
informasinya . Ketika auditor memeriksa laporan vendor atau menerima konfirmasi
, maka dia harus merekonsiliasi laporan atau konfirmasi dengan daftar utang usaha
.
Ø Ukuran sampel
Ukuran sampel untuk
pengujian utang usaha sangat bervariasi , tergantung pada faktor-faktor seperti
materialitas utang usaha , jumlah utang yang beredar , penilaian resiko
pengendalian , dan hasil tahun sebelumnya .
Daftar
Pustaka
Arens, A. A., Randal,
J. E., & Mark, S. B. (2008). Auditing and Assurance Service an
Integrated Approach 12th Edition. Upper Sadel River, New Jearsey: Pearson
Education International.
Islahuzzaman dkk.
(2018). The Impact of Audit Committee and Internal Audit towards Financial
Statement Quality: External Audit and Corporate Governance as Intervening
Variables. International Journal of Engineering & Technology, 1.
Diakses pada tanggal 19 Maret 2019
Islahuzzaman (2007). Pengaruh Persepsi Senior Auditor Atas Tingkat Kompetensi
Pihak Pemberi Informasi Terhadap Pelaksanaan Prosedur Analitis. Jurnal Riset Manajemen
7. Diakses pada tanggal 19 Maret
2019
Islahuzzaman. (2006). SlKAP AUDITOR TERHADAP JASA
AUDIT E-COMMERCE DI BANDUNG. 1084.
Islahuzzaman. (2007). Pengaruh
Persepsi Senior Auditor Atas Tingkat Kompetensi Pihak Pemberi Informasi
Terhadap Pelaksanaan Prosedur Analitis. Diakses pada
tanggal 19 Maret 2019
Islahuzzaman dkk. (2018). The
Impact of Audit Committee and Internal Audit towards Financial Statement
Quality: External Audit and Corporate Governance as Intervening Variables. International Journal of Engineering &
Technology, 1. Diakses pada tanggal 19 Maret 2019
Islahuzzaman
(2007). Pengaruh Persepsi Senior Auditor
Atas Tingkat Kompetensi Pihak Pemberi Informasi Terhadap Pelaksanaan Prosedur
Analitis. Diakses pada tanggal 19 Maret 2019.
Komentar
Posting Komentar