AUDIT SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN, PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI, DAN UTANG USAHA

AUDITING II

KELAS B



KELOMPOK 4
RETNO SUBEKTI (12)
ALIFAH DEWI RESTARI (19)
NURAFIFAH FEBRIANI (20)
CANDRA DWI AFSARI (22)
ALIFIA NUR FADHILLA (23)
FITRI NUR OKTAVIANI (30)



UNIVERSITAS WIDYATAMA 
BANDUNG




AUDIT SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN, PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI, DAN UTANG USAHA


AKUN DAN KELAS TRANSAKSI DALAM SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN


            A company is subject to present a financial statement with quality as its responsibility to authorities. The Financial Accounting Standards [28] establishes qualitative characteristics to be obtained in accounting information commonly used in decision making processes.(Islahuzzaman:2018)
Tujuan dari keseluruhan audit atas siklus akuisisi dan pembayaran yaitu mengevaluasi apakah akun-akun yang dipengaruhi oleh akuisisi barang dan jasa serta pengeluaran kas bagi akuisisi tersebut disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi. Terdapat 3 kelas transaksi yang dimasukkan dalam siklus:
1.      Akuisisi barang dan jasa

2.      Pengeluaran kas

3.      Retur dan pengurangan pembelian dan diskon pembelian

FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS SERTA DOKUMEN DAN CATATAN YANG TERKAIT

            Untuk mengoperasikan suatu bisnis, siklus akuisisi dan pembayaran ini melibatkan keputusan dan proses yang diperlukan untuk memperoleh barang dan jasa. Siklus ini umumnya dimulai dengan pembuatan permintaan pembelian oleh karyawan yang berwenang yang memerlukan barang dan jasa itu, lalu berakhir dengan pembayaran utang usaha.

Ø  Memroses Pesanan Pembelian

            Permintaan Pembelian (Purchase Requisition) digunakan untuk meminta barang dan jasa oleh karyawan yang berwenang dapat berupa permintaan akusisi seperti atas bahan oleh seorang mandor atau supervisor ruang penyimpanan.

            Pesanan Pembelian (Purchase Order) adalah dokumen yang digunakan untuk memesan barang dan jasa dari vendor. Pesanan tersebut mencakup deskripsi, kuantitas dan informasi terkait mengenai barang dan jasa yang ingin dibeli perusahaan dan sering kali digunakan untuk menunjukkan otorisasi akuisisi.

Ø  Menerima Barang dan Jasa

            Penerimaan barang dan jasa dari vendor oleh perusahaan merupakan titik kritis dari siklus karena merupakan saat di mana sebagian besar perusahaan mulai mengakui akuisisi dan kewajiban terkait pada catatannya. Laporan penerimaan (Receiving Report) adalah kertas atau dokumen elektronik yang dibuat pada saat barang diterima. Laporan tersebut mencantumkan deskripsi barang, kuantitas yang diterima, tanggal diterima, dan data lainnya yang relevan.

Ø  Mengakui Kewajiban

            Pengakuan kewajiban yang tepat atas penerimaan barang dan jasa memerlukan pencatatan yang tepat waktu dan akurat. Pencatatan awal akan mempengaruhi laporan keuangan dan pengeluaran kas aktual, maka perusahaan harus hati-hati dalam mencantumkan semua transaksi yang berkaitan dengan akuisisi. Dokumen dan catatan yang umum meliputi:

-          Faktur vendor (Vendor’s Invoice) merupakan dokumen yang diterima dari vendor dan menunjukkan jumlah yang terutang atas suatu akuisisi.

-          Memo debet (Debit Memo) merupakan dokumen yang diterima dari vendor dan menunjukkan pengurangan jumlah yang terutang kepada vendor akibat retur barang/pengurangan yang diberikan.

-          Voucher, sering digunakan dalam menetapkan cara yang formal untuk mencatat dan mengendalikan akuisisi, terutama dengan memungkinkan setiap transaksi akuisisi diberi nomor urut.

-          File Transaksi Akuisisi merupakan file yang dibuat komputer yang meliputi semua transaksi akuisisi yang diproses oleh sistem akuntansi selama suatu periode, seperti satu hari, satu minggu, atau satu bulan.

-          Jurnal Akuisisi atau Listing Jurnal Akuisisi (Acquisitions Journal), umumnya dibuat dari file transaksi akuisisi dan umumnya meliputi nama vendor, tanggal, jumlah, dan klasifikasi akun atau klasifikasi setiap transaksi, seperti perbaikan dan pemeliharaan, persediaan, atau utilitas.

-          File Induk Utang Usaha (Accounts Payable Master File) mencatat transaksi akuisisi, pengeluaran kas, serta retur dan pengurangan akuisisi untuk setiap vendor.

-          Neraca Saldo Utang Usaha (Accounts Payable Trial Balance) mencantumkan jumlah yang terutang kepada setiap vendor atau dari setiap faktur atau voucher pada suatu titik waktu. Neraca tersebut dibuat secara langsung dari file induk utang usaha.

-          Laporan Vendor (Vendor’s Statement) adalah dokumen yang disiapkan setiap bulan oleh vendor dan menunjukkan saldo awal, akuisisi, retur dan pengurangan, pembayaran kepada vendor dan saldo akhir. 

Ø  Memroses dan Mencatat Pengeluaran Kas

Auditor senior harus dapat mengetahui tentang kompetensi pihak pemberi informasi. Dengan demikian diperlukan adanya persepsi dari auditor senior terhadap pihak pemberi informasi tersebut, sehingga auditor senior mampu menentukan tingkat kompetensi pihak pemberi informasi. Persepsi adalah proses dari seseorang dalam memahami lingkungannya yang melibatkan pengorganisasian dan penafsiran dalam suatu pengalaman psikologis (Gibson, et al.,2000). Karena itu, persepsi senior auditor atas tingkat kompetensi pihak  pemberi informasi yaitu bagaimana tanggapan atau reaksi dari senior auditor terhadap pihak pemberi informasi yang berbeda beda latar belakangnya, di dalam mem=nentukan apakah pihak pemberi informasi tersebut adalah pihak yang kompeten atau tidak. Jika auditor senior memiliki persepsi terhadap tingkat kompetensi pihak pemberi informasi, maka auditor senior dapat mengambil keputusan apakah perlu melakukan: prosedur analitis atau langsung menuju ke audit selanjutnya. (Islahuzzaman:2018)
Dokumen yang terkait dengan proses pengeluaran kas yang diperiksa auditor termasuk:

·         Cek. Dokumen ini umumnya yang digunakan untuk membayar akuisisi ketika pembayaran sudah jatuuh tempo. Sebagian besar perusahaan menggunakan cek yang dibuat melalui komputer berasarkan informasi yang tercantum dalam file transaksi akuisisi pada saat barang dan jasa diterima.

·         File Transaksi Pengeluaran Kas. Merupakan file yang dibuat dengan komputer yang mencantumkan semua transaksi pengeluaran kas yang diproses oleh sistem akuntansi selama suatu periode.

·         Jurnal atau Listing Pengeluaran Kas. Merupakan listing atau laporan yang dibuat dari file transaksi pengeluaran kas yang mencantumkan semua transaksi selana setiap periode waktu.

METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

            Akun yang paling banyak menyita waktu untuk diverifikasi oleh pengujian atas rincian saldo adalah piutang usaha, persediaan, asset tetap, utang usaha, dan beban.  
Pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi untuk siklus akuisisi dan pembayaran dibagi ke dalam dua bidang yang luas:

1.      Pengujian akuisisi, yang meliputi tiga dari empat fungsi bisnis yang telah dibahas sebelumnya: memroses pesanan, pembelian, menerima barang dan jasa, serta mengakui kewajiban.

2.      Pengujian pembayaran, yang menyangkut fungsi keempat, yaitu memroses dan mencatat pengeluaran kas.  

Ø  Memahami Pengendalian Internal

Auditor harus memahami pengendalian internal untuk siklus akuisisi dan pembayaran sebagai bagian dari pelaksanaan prposedur penilaian risiko dengan mempelajari bagan arus klien, mereview kuisioner pengendalian internal, serta melaksanakan pengujian walkthrough untuk transaksi akuisisi dan pengeluaran kas.

Ø  Menilai Risiko Pengendalian yang Direncanakan

Otorisasi Pembelian. Otorisasi yang tepat untuk melakukan akuisisi akan memastikan bahwa barang dan jasa yang diperoleh adalah dem memenuhi tujuan perusahaan yang diotorisaasi, dan menghindari akuisisi item yang berlebihan atau tidak diperlukan.

Pemisahan Penyimpanan Aset dari Fungsi Lainnya. sebagian besar perusahaan meminta departemen penerimaan untuk memulai membuat laporan penerimaan sebagai bukti penerimaan dan pemeriksaan barang. Untuk mencegak pencurian dan penyalahgunaan, barang tersebut harus dikendalikan secara fisik dari saat penerimaannya harus independen dari personil ruang penyimpanan dan departemen akuntansi.

Pencatatan yang Tepat Waktu dan Review Independen atas Transaksi.  Dalam beberapa perusahaan, pencatatan kewajiban atas akuisisi dibuat atas dasar penerimaan barang dan jasa. Depertemen utang usaha umumnya bertanggung jawab untuk memverifikasi kelayakan akuisisi. Hal ini dilakukan dengan membandingkan rincian pada pesanan pembelian, laporan penerimaan, dan faktur vendor untuk menentukan bahwa deskripsi, harga, kualitas, syarat, dan ongkos angkut yang ada dalam faktur vendor sudah benar.



AUDIT SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN, PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI, DAN UTANG USAHA

Prosedur analitis meliputi perbandingan jumlah yang dicatat dengan perkiraan yang dikembangkan oleh auditor. Seringkali prosedur analitis mencakup perhitungan rasio oleh auditor untuk dibandingkan dengan rasio tahun lalu dan data lain yang berhubungan. Pelaksanaan prosedur analitis dapat memberikan indikasi perlunya pengujian yang lebih ekstensif jika hasil perbandingan tersebut menunjukan banyak kekeliruan. Dalam pelaksanaan audit, auditor sering melakukan prosedur analitis. Karena prosedur analitis merupakan alat yang menambah keefisienan dan keefektifan pelaksanaan pengujian audit lebih lanjut, sehingga biaya dan waktu dapat diminimalisir. (Islahuzzaman: 2007)

Ø  Menilai Risiko Pengendalian yang Direncanakan

Otorisasi Pembayaran. Cek harus dipranomori agar lebih mudah memperhitungkan semua cek dan dicetak pada kertas kerja khusus agar sulit untuk mengubah penerima pembayaran. Perusahaan harus berhati-hati dalam melakukan pengendalian fisik terhadap cek kosong yang sudah tidak digunakan lagi dan yang telah ditandatangani. Metode yang umum yaitu menuliskan nomor cek pada dokumen pendukung. 

Ø  Menentukan Luas Pengujian Pengendalian

Setelah efektivitas operasi pengendalian ditingkatkan dan didukung oleh pengujian pengendalian tambahan, auditor akan mampu mengurangi pengujian substantif. Jika klien merupakan perusahaan publik, auditor harus mendokumentasikan dan menguji pengendalian secara memadai untuk mengeluarkan pendapat mengenai pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan.

Ø  Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi Untuk Akuisisi.

Dalam suatu penugasan audit, bukti audit akan bervariasi dengan pengendalian internal dan situasi lainnya. Efisiensi audit yang signifikan dapat dicapai pada banyak audit apabila pengendalian beroperasi secara efektif. Empat dari enam tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi akuisisi memerlukan perhatian khusus sehingga harus diperiksa secara lebih teliti lagi. Kebenaran akun asset, kewajiban, dan beban tergantung pada pencatatan transaksi yang benar dalam jurnal akuisisi, terutama yang berhubungan dengan keempat tujuan tersebut

1.        Akuisisi yang dicatat adalah untuk barang dan jasa yang diterima, yang konsisten dengan kepentingan utama klien (keterjadian). Pengendalian yang memadai akan mencegah pencatatan akuisisi yang sebenarnya tidak ada secara sengaja, terutama pencatatan akuisisi ganda selain itu dapat juga mencegah klien untuk mencantumkan beban bisnis atau transaksi asset yang curang.

2.        Akuisisi yang ada telah dicatat (kelengkapan). Dalam beberapa audit mungkin sulit untuk melakukan pengujian atas rincian saldo untuk menentukan apakah transaksi yang ada belum dicatat, sehingga harus mengandalkan pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi untuk tujuan ini.

3.        Akuisisi telah dicatat secara akurat (keakuratan). Luas pengujian rincian saldo terhadap banyak akun neraca dan beban tergantung pada evaluasi auditor atas keefektifan pengendalian internal terhadap keakuratan transaksi akuisisi yang dicatat.

4.        Akusisi telah diklasifikasikan dengan benar (klasifikasi). Pengujian atas rincian saldo setiap akun tertentu dapat dikurangi jika auditor yakin bahwa pengendalian internal sudah memadai untuk memberikan kepastian yang layak menyangkut klasifikasi yang benar dalam jurnal akuisisi.

Ø  Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi untuk Pengeluaran Kas.

Auditor biasanya melaksanakan pengujian kuisisi dan pengeluaran kas pada saat yang bersamaan. Untuk transaksi tertentu yang akan diperiksa dari jurnal akuisisi, faktur vendor, laporan penerimaan, dan dokumentasi akuisisi lainnya diperiksa pada saat yang bersamaan seperti cek yang bersangkutan dibatalkan. Jadi verifikasi dapat dilakukan secara efisien tanpa mengurangi keefektifan pengujian.

Ø  Sampling Atribut untuk pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi

Perbedaan yang penting antara akuisisi dan pembayaran dibandingkan dengan siklus lainnya:

1.        Terdapat sejumlah besar akun yang terlibat dalam siklus ini, termasuk akun laporan laba rugi dan neraca. Hal ini meningkatkan potensi salah saji klasifikasi, yang beberapa mungkin akan mempengaruhi laba

METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO UTANG USAHA

Ø  Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien yang Mempengaruhi Utang Usaha (Tahap I)

Fokus terkini yang diberikan oleh banyak perusahan pada perbaikan aktivitas manajemen mata rantai suplainya telah menimbulkan banyak perubahan dalam perancangan sistem yang digunakan untuk mengawali serta mencatat aktivitas akuisisi dan pembayaran. Usaha untuk merampingkan proses pembelian barang dan jasa, termasuk penekanan yang lebih  besar pada pembelian persediaan just in time, pembagian informasi yang meningkat dengan pemasok, dan penggunaan teknologi serta e-commerce untuk melakukan transaksi bisnis, telah mengubah semua aspek siklus akuisisi dan pembayaran bagi banyak perusahaan. Pengaturan dan sistem tersebut dapat menjadi kompleks.

Pada intinya, tugas seorang auditor adalah melakukan pembandingan antara kondisi yang sebenarnya dari penyelenggaraan pengolahan data tersebut dengan ketentuan yang menjadi dasamya, dan kemudian menentukan tingkat kesesuainnya. Hal ini sama saja antara audit konvensional dengan audit ecommerce. Hanya saja seorang auditor tidak dapat melihat secara fisik tahap demi tahap kegiatan pengolahan data, apakah sudah benar-benar sesuai dengan pedoman ketentuan yang berlaku, karena semua tahap tersebut terselenggara melalui program komputer serta menggunakan file-file data yang tidak bisa dibaca secara fisik. Di samping itu istilah teknis e-commerce membuat laporan hasil audit e-commerce menjadi sangat rumit, sebab istilah-istilah tersebut tidak dijumpai pada audit konvensional. (Islahuzzaman, 2006)

Risiko bisnis klien yang signifikan dapat saja berasal dari perubahan tersebut. Sebagai contoh, pemasok mungkin memiliki akses yang lebih besar ke catatan utang usaha, yang memungkinkannya untuk terus memonitor status saldo utang dan untuk melaksanakan rekonsiliasi transaksi yang terinci. Auditor harus memahami sifat perubahan sistem tersebut untuk mengidentifikasi apakah risiko bisnis klien dan pengendalian manajemen yang terkait mempengaruhi kemungkinan salah saji yang material dalam utang usaha.


Ø  Menetapkan Materialitas Kinerja dan Menilai Risiko Inheren (Tahap I)

Seperti piutang usaha, sejumlah besar transaksi dapat mempengaruhi utang usaha. Saldonya sering kali berjumlah besar dan terdiri dari sejumlah besar saldo vendor serta relative mahal untuk mengaudit akun tersebut. Karena alasan tersebut, auditor umumnya menetapkan materialitas kinerja yang relative tinggi untuk utang usaha.


Ø  Menilai Risiko Pengendalian dan Merancang serta Melaksanakan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi (Tahap I dan II)

Tahap I dan II yaitu menilai risiko pengendalian dan merancang serta melaksanakan pengujian pengendalian dan pengijian substantif atas transaksi.

Auditor menilai risiko pengendalian berdasarkan pemahaman terhadap pengendalian internal. Pengujian substansif auditor akhirnya bergantung pada keefektifan relatif pengendalian internal yang bergabung dengan utang usaha. Karena itu, auditor harus memiliki pemahaman yang menyeluruh tentang bagaimana pengendalian tersebut berhubungan dengan utang usaha.

Terdapat dua contoh ilustrasi mengenai pengaruh pengrndalian internal klien terhadap pengujian utang usaha yaitu :

1. Asumsi bahwa klien memiliki pengendalian internal yang sangat efektif terhadap pencatatan dan pembayaran akuisisi.

2. Asumsikan bahwa laporan penerimaan tidak digunakan, klien menunda pencatatan akuisisi hingga pengeluaran kas dilakukan, dank arena lemahnya posisi kas, tagihan sering kali dibayang beberapa bulansetelah tanggal jatuh temponya.

                       Tahap III yaitu merancang dan melaksanakan perosedur analitis
Pelaksanaan prosedur analitis yang berdasarkan pertimbangan profesional, dipengaruhi oleh jawaban yang diperoleh dari pihak pemberi informasi. Informasi ini akan melandasi tindakan lebih lanjut auditor. Oleh karena itu tanya jawab dengan menajemen merupakan asfek yang penting dalam mengevaluasi keandalan suatu bukti audit. Salah satu tujuan dari prosedur analitis adalah untuk mengetahui adanya kemungkinan kekeliruan atau ketidak beresan dalam laporan keuangan yang ditujukan dengan adanya hal-hal yang tidak biasa. Jika terjadi hal-hal yang tidak biasa auditor akan melakukan tindakan lebih lanjut yaitu meminta penjelasan dari manajemen dengan melakukan tanya-jawab (inquiry). (Islahuzzaman:2007)
Penggunaan prosedur analitis ini menrupakan hal yang penting dalam siklus akuisisi an pembayaran seperti pada setiap siklus lainnya, terutama untuk mengungkapkan salah saji utang usaha. Prosedur analitis untuk akun-akun neraca serta laporan laba rugi dalam siklus akuisisi dan pembayaran, berguna untuk mengungkapkan bidang dimana penyelidikan tambahan memang diperlukan.
Auditor harus membandingkan total beban tahun berjalan dengan tahun sebelumnya untuk mengungkapkan salah saji utang usaha serta akun beban. Karena akuntansi double-entry, salah saji akun beban juga biasanya menimbulakan salah saji  yang sama pada utang usaha. Karena itu, membandingkan beban saat ini seperti sewa , utilitas, dan tagihan lainnya yang terjadwal secara teratur dengan tahun sebelumnya, merupakan prosedur yang efektif untuk menganalisis utang usaha apabila beban dari tahun ke tahun diharapkan relative stabil. Tujuan audit atas utang usaha secara keseluruhan yaitu untuk menentukan apakah saldo utang usaha telah dinyatakan secara wajar dan di ungkapkan secara layak.
Terdapat perbedaan penekanan yang penting dalam audit atas kewajiban dan asset. Ketika verifikasi aset, auditor menekankan lebih saji melalui verifikasi dengan konfirmasi, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan dokumen pendukung. Auditor tidak boleh mengabaikan kemungkinan aset mengalami kurang saji tetapi harus lebih memperhatikan lebih saji. Pendekatan yang berlawanan ini di ambil ketika verifikasi saldo kewajiban;  yaitu focus utamanya adalah pada kewajiban yang kurang saji atau di hilangkan. 
Perbedaan penekanan ketika mengaudit aset dan kewajiban dihasilkan secara langsung dari kewajiban hukum akuntan publik. Jika investor ekuitas, kreditor, dan pemakai lainnya menentukan setelah diterbitkannya laporan keuangan yang diaudit bahwa ekuitas pemilik dilebihsajikan secara material, tuntutan hukum terhadap kantor akuntan publik mungkin akan terjadi. Karena lebih saji ekuitas pemilik dapat terjadi baik dari lebih saji aset atau kurang saji kewajiban, merupakan hal yang alami bagi akuntan publik untuk menekankan kedua jenis salah saji tersebut. Auditor tidak boleh mengabaikan kemungkinan bahwa aset akan mengalami kurang saji dan kewajiban mengalami lebih saji, dan harus merancang pengujian demi mendeteksi kurang saji laba serta ekuitas pemilik yang material, termasuk yang berasal dari lebih saji utang usaha yang material.

Ø  Pengujian Kewajiban Setelah Periode

Karena menekankan pada kurang saji dalam akun kewajiban, pengujian kewajiban setelah periode (out-of-period liabilities test) merupakan hal yang penting bagi utang usaha. Luas pengujian untuk mengungkapkan utang usaha yang belum tercatat, yang sering kali disebut pencarian utang usaha yang belum tercatat, sangat tergantung pada penilaian risiko pengendalian dan materialitas saldo akun yang potensial. Prosedur audit yang sama yang digunakan untuk mengungkapkan pada tujuan keakuratan. Berikut adalah prosedur audit yang umum. utang yang belum tercatat dapat diterapkan

Ø  Memeriksa Dokumentasi yang Mendasari Pengeluaran Kas Selanjutnya

Auditor memeriksa dokumen pendukung menyangkut pengeluaran kas setelah tanggal neraca guna menentukan apakah pengeluaran kas dilakukan untuk kewajiban periode berjalan. Jika memang untuk kewajiban periode berjalan, auditor harus menelusurinya ke neraca saldo utang usaha untuk memastikan bahwa pembayaran tersebut telah di lakukan.

Ø  Memeriksa Dokumentasi yang Mendasari Tagihan yang Belum Dibayar Beberapa Minggu Setelah Akhir Tahun

Auditor melaksanakan prosedur ini dengan cara yang sama seperti sebelumnya dan untuk tujuan yang sama. Prosedur ini berbeda karena dilakukan untuk kewajiban yang belum dibayar mendekati akhir audit dan bukan untuk kewajiban yang telah dibayar. Sebagai contoh, dalam audit untuk tahun yang berakhir 31 Maret, asumsikarn auditor memeriksa dokumen pendukung untuk cek yang dibayar hingga tanggal 28 Juni. Tagihan yang masih belum dibayar pada tanggal 28 Juni harus diperiksa untuk menentukan apakah hal itu merupakan kewajiban pada tanggal 31 Maret.
Auditing  activities  contribute  to  the  quality  of  the  financial  state-ment. To ensure   the quality and the usefulness inmaking decisions in the economy,  a company should  enforce  relevance, faithful representation, comparability, verifiability, timeliness,and understandability. Therefore,  financial statement  must be  auditedby anindependent  and  competent  external auditor(EA).  Inde-pendent auditors are usually CPA’s who are either individual prac-titioners  or  members  of  public  accounting  firms  who  render  pro-fessionalauditing  services  to clients” . (Islahuzzaman:2018      
Ø Menelusuri Laporan Penerimaan yang Dikeluarkan Sebelum Akhir Tahun ke Faktur Vendor Terkait
Semua barang dagangan yang diterima sebelum akhir tahun periode akuntansi harus dicantumkan sebagai utang usaha . Dengan menelusuri laporan penerimaan yang diterbitkan hingga kahir tahun ke faktur vendor dan memastikan bahwa laporan itu telah dimasukkan dalam utang usaha , auditor menguji kewajiban yang belum tercatat .

Ø Menelusuri Laporan Vendor yang Menunjukkan Saldo yang Jatuh Tempo ke Neraca Saldo Utang Usaha
Jika klien menyimpan file laporan vendor , auditor dapat menelusuri setiap laporan yang memiliki saldo yang jatuh tempo pada tanggal neraca ke listing untuk memastikan bahwa hal itu telah dicantumkan sebagai utang usaha .

Ø  Mengirim Konfirmasi ke Vendor dengan Siapa Klien Melakukan Bisnis 
Walaupun penggunaan konfirmasi untuk utang usaha kurang begitu umum ketimbang untuk piutang usaha , auditor kadang-kadang menggunakannnya untuk menguji vendor yang dihapus dari daftar utang usaha , transaksi yang dihilangkan , dan saldo akun yang salah saji . Pengiriman konfirmasi kepada vendor yang aktif yang saldonya belum dicantumkan dalam daftar utang usaha merupakan cara yang bermanfaat dalam mencari tahu jumlah yang dihilangkan . 

Ø  Pengujian Pisah Batas (Cutoff Tests)
Untuk menguji jumlah pisah batas lebih saji , auditor harus menelusuri laporan penerimaan yang dikeluarkan setelah akhir tahun ke faktur terkait guna memastikan bahwa hal itu tidak dicatat sebagai utang usaha (kecuali merupakan persediaan dalam perjalanan , yang akan dibahas dengan singkat).

Ø  Hubungan Pisah Batas dengan Observasi Fisik Persediaan 
Informasi pisah batas untuk akuisisi harus diperoleh selama observasi fisik persediaan . Pada saat tersebut , auditor harus mereview prosedur dalam departemen penerimaan untuk menentukan bahwa semua persediaan yang ditermia telah dihitung , dan auditor harus mencatat pada dokumentasi audit nomor laporan penerimaan terakhir dimana persediaan dilibatkan dalam perhitungan fisik . Setelah tanggal perhitungan fisik , auditor kemudian harus menguji catatan akuntansi menyangkut pisah batas . Auditor harus menelusuri nomor laporan penerimaan yang didokumentasikan sebelumnya ke catatan utang usaha untuk memverifikasi bahwa hal itu telah dimasukkan atau dikecualikan dengan benar . 

Ø  Persediaan dalam Perjalanan 
Untuk FOB Destination , hak akan berpindah ke pembeli ketika persediaan diterima , sehingga hanya persediaan yang diterima pada atau sebelum tanggal neraca yang harus dimasukkan dalam persediaan dan utang usaha pada akhir tahun . Jika akuisisi dilakukan atas dasar FOB origin , perusahaan harus mencatat persediaan dan utang usaha terkait pada periode berjalan jika pengiriman dilakukan pada atau sebelum tanggal neraca . 

Ø  Reliabilitas bukti 
1.    Perbedaan Antara Faktur Vendor dan Laporan Vendor 
Auditor harus membedakan antara faktur vendor dan laporan vendor ketika memverifikasi jumlah yang terutang kepada vendor . Faktur vendor lebih unggul dalam memverifikasi transaksi karena auditor memverifikasi setiap transaksi dan faktur menunjukkan rincian akuisisi.
2.    Perbedaan Antara Laporan Vendor dan Konfirmasi 
Perbedaan paling penting antara laporan vendor dan konfirmasi utang usaha terletak pada sumber informasinya . Ketika auditor memeriksa laporan vendor atau menerima konfirmasi , maka dia harus merekonsiliasi laporan atau konfirmasi dengan daftar utang usaha .

Ø  Ukuran sampel 
Ukuran sampel untuk pengujian utang usaha sangat bervariasi , tergantung pada faktor-faktor seperti materialitas utang usaha , jumlah utang yang beredar , penilaian resiko pengendalian , dan hasil tahun sebelumnya .





Daftar Pustaka

Arens, A. A., Randal, J. E., & Mark, S. B. (2008). Auditing and Assurance Service an Integrated Approach 12th Edition. Upper Sadel River, New Jearsey: Pearson Education International.

Islahuzzaman dkk. (2018). The Impact of Audit Committee and Internal Audit towards Financial Statement Quality: External Audit and Corporate Governance as Intervening Variables. International Journal of Engineering & Technology, 1. Diakses pada tanggal 19 Maret 2019

Islahuzzaman (2007). Pengaruh Persepsi Senior Auditor Atas Tingkat Kompetensi Pihak Pemberi Informasi Terhadap Pelaksanaan Prosedur Analitis. Jurnal Riset Manajemen 7. Diakses pada tanggal 19 Maret 2019

Islahuzzaman. (2006). SlKAP AUDITOR TERHADAP JASA AUDIT E-COMMERCE DI BANDUNG. 1084.

Islahuzzaman. (2007). Pengaruh Persepsi Senior Auditor Atas Tingkat Kompetensi Pihak Pemberi Informasi Terhadap Pelaksanaan Prosedur Analitis. Diakses pada tanggal 19 Maret 2019

Islahuzzaman dkk. (2018). The Impact of Audit Committee and Internal Audit towards Financial Statement Quality: External Audit and Corporate Governance as Intervening Variables. International Journal of Engineering & Technology, 1. Diakses pada tanggal 19 Maret 2019

Islahuzzaman (2007).  Pengaruh Persepsi Senior Auditor Atas Tingkat Kompetensi Pihak Pemberi Informasi Terhadap Pelaksanaan Prosedur Analitis. Diakses pada tanggal 19 Maret 2019.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI

AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA