MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN: VERIFIKASI AKUN TERPILIH

MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN: VERIFIKASI AKUN TERPILIH

AUDITING II

KELAS B



KELOMPOK 4
RETNO SUBEKTI (12)
ALIFAH DEWI RESTARI (19)
NURAFIFAH FEBRIANI (20)
CANDRA DWI AFSARI (22)
ALIFIA NUR FADHILLA (23)
FITRI NUR OKTAVIANI (30)



UNIVERSITAS WIDYATAMA 
BANDUNG





JENIS AKUN LAIN DALAM SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN

            Banyak sekali jenis akun khususnya yang terkait dengan transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran. Jenis aset, beban, dan kewajiban bagi banyak perusahaan akan berbeda, terutama yang berkecimpung dalam industry selain ritel, grosir, dan manufaktur. Metodologi yang berkaitan dengan audit atas akun-akun tersebut serupa dengan audit atas akun lainnya. Dalam bab ini akan dibahas terutama audit atas:

-          Property, pabrik, dan peralatan

-          Beban dibayar di muka

-          Kewajiban lainnya

-          Akun laba dan beban

AUDIT ATAS PROPERTI, PABRIK DAN PERALATAN

            Jasa auditing digunakan secara meluas yang dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas informasi bagi pihak pemakai laporan keuangan. Alasan mengapa diperlukannya audit oleh auditor independen (akuntan publik), yaitu untuk meyakinkan para pengguna laporan keuangan tersebut bahwa laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen adalah bebas dari salah saji material dan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan untuk meminimalisir risiko informasi, sehingga laporan yang dibuat manajemen dapat dijadikan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan oleh pihak internal dan eksternal dengan tepat (Islahuzzaman:2007).

Property, pabrik, dan peralatan adalah aset yang memiliki umur yang diharapkan lebih dari satu tahun, digunakan dalam bisnis, dan tidak diperoleh untuk dijual kembali. Tujuan penggunaan aset ini sebagai bagian dari operasi bisnis klien dan umur diharapkannya yang lebih dari satu tahun merupakan karakteristik yang signifikan yang membedakan aset tersebut dengan persediaan, beban dibayar di muka, dan investasi. Akuisisi property, pabrik, dan peralatan dilakukan melalui siklus akuisisi dan pembayaran. Karena audit atas akun property, pabrik, dan peralatan serupa, salah satu contohnya (peralatan) akan digunakan untuk mengilustrasikan pendekatan ketika mengaudit ketiga jenis akun. Perbedaan yang signifikan dalam verifikasi atas jenis akun lainnya akan dibahas ketika hal itu muncul.

Ø  Tinjauan atas Akun yang Berkaitan dengan Peralatan

Pendebetan ke peralatan berasal dari siklus akuisisi dan pembayaran. Karena sumber debet akun aset adalah jurnal akuisisi, sistem akuntansi biasanya telah diuji untuk mencatat penambahan peralatan pada periode berjalan sebagai bagian dari pengujian atas siklus akuisisi dan pembayaran. Akan tetapi, karena penambahan peralatan jarang dilakukan, sering kali berjumlah besar, dan terkena pengendalian khusus, seperti persetujuan dewan direksi, auditor dapat memutuskan untuk tidak terlalu bergantung pada pengujian tersebut sebagai bukti pendukung penambahan aset tetap.

Catatan akuntasi yang utama untuk peralatan serta akun property, pabrik, dan peralatan lain umumnya berupa file induk aset tetap (fixed asset master file). File induk ini meliputi catatan yang terinci atas setiap bagian peralatan dan jenis property yang mencantumkan deskripsi aset, tanggal akuisisi, biaya awal, penyusutan tahun berjalan, dan akumulasi penyusutan property. Auditor membedakan cara meverifikasi peralatan dengan akun aset lancar karena 3 alasan:

1.      Biasanya akuisisi peralatan jarang dilakukan pada periode berjalan, terutama peralatan berat yang digunakan dalam proses manufaktur.

2.      Jumlah setiap akuisisi sering kali material

3.      Peralatan mungkin tetap disimpan dan dicatat dalam catatan akuntansi selama beberapa tahun.

Karena perbedaan tersebut, audit atas peralatan lebih menekankan pada verifikasi akuisisi yang dilakukan pada periode berjalan dan bukan saldo akun yang dibawa dari tahun sebelumnya. Dalam audit atas peralatan dan akun-akun terkait, auditor harus memisahkan pengujian ke dalam kategori berikut:

-          Melaksanakan prosedur analitis

-          Memverifikasi akuisis tahun berjalan

-          Memverifikasi pelepasan atau pembuangan tahun berjalan

-          Memverifikasi saldo akhir akun aset

-          Memverifikasi beban penyusutan

-          Memverifikasi saldo akhir akumulasi penyusutan

Ø  Melaksanakan Prosedur Analitis

Seperti dalam semua bidang audit, jenis prosedur analitis tergantung pada sifat operasi klien. Sebagian besar prosedur analitis yang tipikal menilai kemungkinan salah saji yang material dalam beban penyusutan dan akumulasi penyusutan.

Ø  Memverifikasi Akuisisi Tahun Berjalan

Perusahaan harus mencatat penambahan selama tahun berjalan dengan benar, karena aset memiliki pengaruh jangka panjang terhadap laporan keuangan. Kegagalan untuk mengkapitalisasi aset tetap, atau mencatat akuisis pada jumlah yang salah, akan mempengaruhi neraca hingga perusahaan melepas atau membuang aset itu. Laporan laba rugi juga akan terpengaruh hingga aset itu telah sepenuhnya disusutkan
Guna menilai tingkat kasesuaian penyajian laporan keuangan seorang auditor harus mengevaluasi internal control dan memperoleh bukti-bukti yaitu segenap informasi yang bisa di peroleh untuk menentukan tingkat kesesuaian tersebut dalam laporan auditing, serta sumber-sumber lain yang memungkinkan didibenarkan. (Islahuzzaman:2010)
Titik awal untuk memverifikasi akuisisi tahun berjalan umumnya skedul yang diperoleh dari klien menyangkut semua akuisisi yang dicatat pada akun properti, pabrik dan peralatan di buku besar umum selama tahun tersebut. Klien memperolelh informasi ini dari file induk properti. Skedul yang tipikal memuat daftar setiap penambahan secara terpisah dan mencantumkan tanggal akuisisi, vendor, deskripsi, notasi apakah barang tersebut baru atau bekas, umur aset untuk tujuan penyusutan, metode penyusutan, dan biaya atau harga perolehannya.
Pengujian audit yang paling umum untuk memverifikasi penambahan adalah memeriksa faktur vendor. Pengujian tambahan, selain yang dilakukan sebagai bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, sering kali juga diperlukan karena kompleksitas dari banyak transaksi peralatan dan materialitas jumlahnya.
Dalam menguji akuisisi, auditor harus memahami standar akuntansi untuk memastikan bahwa klien mengikuti persyaratan terkait. Sebagai contoh, auditor harus waspada terhadap kemungkinan kalalaian kelien untuk mencantumkan biaya transportasi dan instalasi yang material sebagai bagian dari biaya akuisisi aset, serta kelalaian untuk mencatat dengan benar tukar tambah peralatan yang ada. Auditor juga harus mengetahui kebijakan kapitalisasi klien untuk menentukan apakah akuisisi telah diperlakukan secara konsisten dengan tahun-tahun
Auditor juga harus memverifikasi transaksi yang tercatat menyangkut ketepatan klasifikasinya. Dalam beberapa kasus, jumlah yang tercatat sebagai peralatan manufaktur harus diklasifikasikan sebagai peralatan kantor atau sebagai bagian dari bangunan. Selain itu, klien juga mungkin telah mengkapitalisasi beban reparasi, sewa, atau beban lainnya dengan tidak benar. Pengendalian internal yang buruk terhadap pembuatan dokumen, seperti yang dilustrasikan oleh cerita pembuka bab mengenai TVCN, dapat menimbulkan misklasifikasi transaksi pengeluaran yang signifikan.
Memverifikasi Pelepasan Tahun Berjalan
Transaksi yang melibatkan pelepasan peralatan sering kali disalahsajikan apabila pengendalian internal perusahaan tidak memiliki metode formal untuk memberi tahu manajemen tentang penjualan, tukar tambah, pengabaian, atau pencurian mesin dan peralatan yang tercatat. Jika klien lalai mencatat pelepasan, biaya awal akun peralatan akan lebih saji, dan nilai buku bersih akan lebih saji hingga aset telah disusutkan sepenuhnya. Metode formal untuk menelusuri pelepasan dan provisi menyangkut otorisasi yang tepat atas penjualan atau pelepasan peralatan lainnya akan membantu mengurangi risiko salah saji. Juga harus ada verifikasi internal yang memadai atas pelepasan yang tercatat untuk memastikan bahwa aset telah dihapus dengan benar dari catatan akuntansi.klien secara periodic harus menghitung persediaan aset tetap untuk mengidentifikasi aset yang telah hilang atau dicuri.
Tujuan utama auditor dalam memverifikasi penjualan, tukar tambah, atau pengabaian peralatan adalah untuk mengumpulkan bukti yang cukup bahwa semua pelepasan telah dicatat dan pada jumlah yang benar. Titik awal untuk memverifikasi pelepasan adalah skedul klien yang berisi catatan tentang pelepasan itu. Skedul tersebut umumnya mencantumkan tanggal kapan aset dilepas atau dibuang, nama orang atau perusahaan yang mengakuisisi aset, harga jual, biaya awal, tanggal akuisisi, dan akumulasi penyusutan.
Pengujian detail tie-in atas skedul yang mencatat pelepasan sangat diperlukan, termasuk memfooting skedul, menelusuri total pada skedul ke pelepasan yang tercatat dalam buku besar umum, serta menelusuri biaya dan akumulasi penyusutan pelepasan ke file induk properti.
Karena kelalaian untuk mencatat pelepasan peralatan yang tidak digunakan lagi dalam bisnis dapat mempengaruhi secara signifikan laporan keuangan, pencarian pelepasan yang tidak tercatat merupakan hal yang penting. Sifat dan kememadaian pengendalian terhadap pelepasan mempengaruhi luas pencarian. Prosedur berikut sering kali digunakan untuk memverifikasi pelepasan :
·         Menghitung apakah aset yang baru diakuisisi menggantikan aset yang ada.
·         Menganalisis keuntungan dan kerugian atas pelepasan aset serta pendapatan rupa-rupa yang diterima dari pelepasan aset.
·         Merview modifikasi pabrik dan perubahan lini produk, perubahan peralatan terkait computer utama yang mahal, pajak property, atau cakupan asuransi atau indikasi penghapusan peralatan
·         Melakukan Tanya-jawab dengan manajemen dan personel produksi megenai kemungkinan pelepasan asset

An  internal  auditor  acts  as  a  mediator  to  improve  and  make  an organization  moreefficient  based  on  insights  and recommenda-tions from analysis deriving from the data and the internal process of  the  company.  An  internal  auditor is  recognized as  a  staff  as-signed to monitor and auditso that the system and the documenta-tion of the financial report of the company can be optimized. Since the  internal  auditor knowsthe  aspects  of  the  company,  they  can effectively  detect  fraudulence  in the  report [61].  Internal  auditors play  an  important  role  in  preventing  deceit  and  significantly  re-duce costsrelated to similar activities [18]. (Islahuzzaman:2018)
·      Memverifikasi Saldo Akhir Akun Aset
Dua tujuan auditor ketika mengaudit saldo akhir akun perlatan termasuk menentukan bahwa :
1.       Semua peralatan yang tercatat ada secara fisik pada tanggal neraca (eksistensi)
2.       Semua peralatan yang dimiliki telah dicatat (kelengkapan)
Ketika merancang pengujian audit untuk memenuhi tujuan tersebut , pertama auditor mempertimbangkan sifat pengendalian internal terhadap peralatan . Idealnya , auditor mampu menyimpulkan bahwa pengendalian cukup efektif untuk memungkinkannya bergantung pada saldo yang dicatat dari tahun sebelumnya . Pengendalian yang penting meliputi penggunaan file induk untuk setiap aset tetap , pengendalian fisik yang memadai terhadap aset yang mudah dipindahkan ( seperti komputer , perkakas dan kendaraan ) , penulisan nomor identifikasi pada setiap aset tetap , serta perhitungan fisik periodik atas aset tetap dan rekonsiliasinya oleh personil akuntansi .
Setelah menilai resiko pengendalian untuk tujuan eksistensi , auditor memutuskan apakah perlu memverifikasi eksistensi setiap item peralatan yang tercantum dalam file induk . Jika terdapat kemungkinan yang besar bahwa aset tetap yang hilang yang berjumlah material masih tercantum dalam file induk dan memeriksa aset aktual . Demikian juga , berdasarkan penilaian auditor atas resiko pengendalian untuk tujuan kelengkapan , auditor dapat memeriksa seacara fisik sampel item peralatan utama dan menelusurinya ke file induk .
Biasanya auditor tidak perlu menguji keakuratan atau klasifikasi aset tetap yang dicatat pada periode sebelumnya karena sudah diverifikasi dalam audit sebelumnya ketika diperoleh . Akan tetapi , auditor harus menyadari bahwa perusahaan kadang-kadang mungkin memiliki perlatan di tangan yang tidak lagi digunakan dalam operasi .
Pertimbangan utama dalam memverifikasi pengungkapan yang terkait dengan aset tetatp adalah kemungkinan adanya rintangan hukum . Auditor dapat menggunakan beberapa metode untuk menentukan apakah peralatan terbebani , termasuk :
1.       Membaca syarat-syarat dalam perjanjian pinjaman dan kredit .
2.       Mengirimkan permintaan konfirmasi pinjaman kepada bank dan institusi pemberi pinjaman lainnya .
3.       Melakukan diskusi dengan klien atau mengirimkan surat ke penasehat hukum .
4.        
·      Memverifikasi Beban Penyusutan
Beban penyusutan merupakan salah satu dari beberapa akun beban yang tidak diverifikasi sebagai bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi . Jumlah yang tercatat ditentukan dengan alokasi internal dan bukan oleh transaksi pertukaran dengan pihak luar . Jika beban penyusutan berjumlah material , diperlukan lebih banyak pengujian yang terinci atas beban penyusutan ketimbang untuk akun yang telah diverifikasi melalui pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi .
Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang paling penting untuk beban penyusutan adalah keakuratan . Auditor berfokus pada penentuan apakah klien mengikuti kebijakan penyusutan yang konsisten dari periode ke periode , dan apakah perhitungan klien sudah benar .
Dalam menentukan hal yang pertama , auditor harus , mempertimbangkan empat aspek :
1.       Umur manfaat akuisisi periode berjalan .
2.       Metode penyusutan
3.       Estimasi nilai sisa
4.       Kebijakan penyusutan aset dalam tahun akuisisi dan disposisi
Metode yang berguna untuk mengaudit penyusutan adalah pengujian prosedur analitis atas kelayakan yang dilakukan dengan mengalikan aset tetap yang belum disusutkan dengan tingkat penyusutan tahun tersebut . Dalam melakukan perhitungan tersebut , auditor harus melakukan penyesuaian terhadap penambahan dan pelepasan tahun berjalan , aset dengan umur yang berbeda , dan aset dengan metode penyusutan dan umurnya .

·      Memverifikasi Saldo Akhir Akumulasi Penyusutan
Dua tujuan yang biasanya ditekankan dalam audit atas saldo akhir akumulasi penyusutan adalah :
1.       Akumulasi penyusutan yang dinyatakan pada file induk properti sama dengan buku besar umum . Tujuan ini dapat dipenuhi dengan menguji footing akumulasi penyusutan dalam file induk properti dan menelusuri totalnya ke buku besar umum .
2.       Akumulasi penyusutan dalam file induk sudah akurat .

AUDIT BEBAN DIBAYAR DI MUKA
Auditor juga harus memperhatikan ketepatan dari data yang akan digunakan.  Terdapat empat faktor yang sangat berpengaruh terhadap pemilihan data yang tepat dalam rangka perancangan prosedur analitis,  yaitu:  Relevansi antara data dengan tujuannya;  Keandalan data;  Data dari banyak tahun,  setidaknya empat periode yang dalam setiap perhitungan rasio;  Disagregasi(pemilihan data).  Data yang dapat diandalkan akan menghasilkan bukti audit yang lebih efektif.  Faktor-faktor yang mempengaruhi keandalan dari suatu data meliputi data yang berasal:  Dari data internal:  yang mempengaruhi keandalan dari suatu data meliputi data sumber independen diluar perusahaan umumnya lebih andal daripada Dari departemen yang berbeda dalam suatu entitas umumnya lebih andal daripada yang berasal dari departemen yang bertanggung jawab terhadap data yang diaudit ; Dari sistem dengan pengendalian intern yang baik akan lebih andal dari sistem pengedalian yang buruk ;  Data yang telah diaudit pada tahun sebelumnya,  atau pada audit sekarang akan lebih andal daripada data yang tidak diaudit; Dan dari sumber yang berbeda-beda dan saling mendukung akan lebih andal daripada data yang berasal dari satu sumber. (Islahuzzaman:2007).
Beban dibayar dibayar di muka, beban yang ditangguhkan, dan asset tidak berwujud adalah asset yang umurnya bervariasi dari beberapa bulan hingga beberapa tahun. Hal tersebut termasuk:
·         Sewa dibayar di muka                                               
·         Biaya organisasi padaj dibayar di muka
·         Paten asuransi dibayar di muka         
·         Merek dagang
·         Beban yang ditangguhkan
·         Hak cipta
·         Goodwill
Prosedur analitis sering kali sudah mencukupi untuk beban dibayar di muka, beban yang ditangguhkan, dan asset tidak berwujud. Dalam audit tertentu, beberapa dari asset tersebut dapat menjadi signifikan dan melibatkan pertimbangan yang kompleks. Contoh audit atas asuransi dibayar di muka akan digunakan sebagai representative akun kelompok ini karena:
1.      Asuransi dibayar di muka ditemukan pada sebagian besar audit – hamper semua perusahaan perusahaan memiliki beberapa jenis asuransi
2.      Masalah yang umumnya dihadapi dalam audit asuransi dibayar di muka merupakan hal yang umum bagi kelas akun ini
3.      Tanggung jawab auditor untuk mereview cakupan asuransi merupakan pertimbangan tambahan yang tidak ditemukan pada akun lainnya dalam kategori ini


Tinjauan Terhadap Asuransi Dibayar Di Muka
Akun yang umumnya digunakan untuk asuransi dibayar di muka serta hubungan asuransi dibayar di muka dan siklus akuisisi dan pembayaran melalui pendebetan kea kun asuransi dibayar di muka. Karena sumber debet dalam akun asset adalah jurnal akuisisi, pembayaran premi asuransi sebagian telah diuji dengan menggunakan pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi akuisisi serta pengeluaran kas.
Pengendalian Internal
Pengendalian internal untuk asuransi dibayar di muka dan beban asuransi di bagi ke dalam tiga kategor : pengendalian terhadap akuisisi dan pencatatan asuransi, pengendalian terhadap register asuransi dan pengendalian terhadap penghapusan beban asuransi. Pengendalian terhadap akuisisi dan pencatatan asuransi merupakan bagian dari siklus akuisisi dan pembayaran. Register asuransi adalah catatn polis asuransi yang berlaku dan tanggal jatuh tempo setiap polis.
Pengujian Audit
Dalam audit atas asuransi dibayar di muka, auditor memperoleh skedul dari klien yang mencantumkan setiap polis yang berlaku:
·         Informasi tentang polis, termasuk nomor polis, jumlah cakupan, dan premi tahunan
·         Saldo awal aduransi dibayar di muka
·         Pembayaran premi polis
·         Jumlah yang dikenakan ke beban asuransi
·         Saldo akhir asuransi dibayar di muka
Polis Asuransi Dalam Skedul Asuransi Dibayar Di Muka Memang Ada Dan Polis Yang Ada Telah Dicantumkan (Eksistensi Dan Kelengkapan). Pengujian atas eksistensi dan pengabaian polis asuransi yang berlaku dapat dilakukan pada skedul asuransi dibayar di muka klien dengan salah satu dari dua cara berikut:
1.      Memeriksa sampel faktur asuransi dan polis yang berlaku untuk dibandingkan dengan skedul
2.      Memperoleh informasi asuransi dari agen asuransi perusahaan.
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN: VERIFIKASI AKUN TERPILIH
Pendapatan secara angsuran tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang pelanggan, dan barulah kemudian pada hari jatuh temponya terjadi aliran kas masuk (cash inflows) yang berasal dari pengumpulan piutang tersebut. Dengan demikian piutang (receivables) merupakan elemen modal kerja yang juga selalu dalam keadaan berputar secara terus menerus dalam rantai perputaran modal kerja, yaitu: Kas + Inventory + Piutang + Kas (Islahuzzaman: 2005)
Pengujian Audit (Lanjutan)
Klien Memiliki Ha katas Semua Polis Asuransi dalam Skedul Asuransi Dibayar Dimuka (Hak). Pihak yang akan menerima manfaat jika klaim asuransi diajukan adalah mereka yang memiliki hak. Mereview polis asuransi untuk penuntut selain klien merupakan pengujian yang baik atas kewajiban yang belum tercatat dan asset yang digadaikan. Biasanya penerima yang disebutkan dalam polis adalah klien.
Jumlah Dibayar Dimuka Pada Skedul Sudah Tepat dan Totalnya Sudah Dijumlahkan dengan Benar serta Sama dengan Buku Besar Umum (Keakuratan dan Detail Tie-In). Jumlah premi untuk polis tertentu dan periode waktunya dapat diverifikasi pada waktu yang sama dengan pemeriksaan faktur premi atau konfirmasi dari agen asuransi. Skedul asuransi dibayar dimuka tersebut kemudian dapat difooting dan totalnya ditelusuri ke buku besar umum untuk menyelesaikan pengujian detail tie-in.
Beban Asuransi yang Berhubungan dengan Asuransi Dibayar di Muka Telah Diklasifikasikan dengan Benar (Klasifikasi). Klasifikasi yang benar atas pendebetan ke akun beban asuransi yang berbeda harus direview sebagai pengujian atas laporan laba rugi. Membebankan akun yang tepat dan konsistensi dengan tahun sebelumnya merupakan pertimbangan utama dalam mengevaluasi klasifikasi.
Transaksi Asuransi Telah Dicatat pada Periode yang Benar (Pisah Batas). Pisah batas untuk akuisisi asuransi biasanya bukan masalah yang signifikan karena jumlah polisnya kecil dan jumlahnya tidak material. Jika auditor mengecek pisah batas akuisisi asuransi, mereka melakukannya sebagai bagian dari pengujian pisah batas utang usaha.
AUDIT KEWAJIBAN AKRUAL
            Kewajiban akrual (accrued liabilities) merupakan estimasi kewajiban yang belum dibayar atas jasa dan manfaat yang telah diterima sebelum tanggal neraca. Biasanya kewajiban akrual merupakan kewajiban dimasa depan atas jasa yang belum dibayar akibat berlalunya waktu tapi belum dibayarkan pada tanggal neraca. Jenis akrual yang kedua melibatkan estimasi dimana jumlah kewajiban yang jatuh tempo itu tidak pasti, seperti pajak penghasilan federal apabila ada kemungkinan yang masuk akal bahwa jumlah yang dilaporkan pada SPT tersebut. Jenis akrual yang serupa juga seperti biaya garansi akrual dan biaya pension akrual.
            Verifikasi beban akrual bervariasi tergantung pada sifat akrual dan situasi yang dihadapi klien. Bagi audit, biasanya akrual hanya memerlukan waktu audit yang sebentar.
Mengaudit Pajak Properti Akrual
            Ketika auditor memverifikasi pajak property akrual, kedelapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo kecuali nilai realisasi bersifat relevan. Dua yang paling penting adalah:
1.      Properti yang ada pada skedul akrual sudah tepat untuk mengakrualkan pajak. Kelalaiana untuk mencantumkan property dimana pajak harus diakrualkan akan merendah sajikan kewajiban pajak properti (kelengkapan).
2.      Pajak property akrual telah dicatat secara akurat. Auditor memperhatikan perlakuan yang konsisten terhadap akrual dari tahun ke tahun.
Auditor seringkali memulainya dengan memperoleh skedul pembayaran pajak properti dari klien, dan membandingkan setiap pembayaran dengan skedul tahun sebelumnya untuk menentukan apakah semua pemayaran telah dicantumkan dalam skedul yang disiapkan klien. Semua properti yang dipengaruhi oleh regulasi pajak properti lokal harus dicantumkan dalam skedul, meskipun pembayaran pajak pertama belum dilakukan. Setelah merasa yakin bahwa semua properti kena pajak telah dicantumkan dalam skedul yang disiapkan klien, auditor akan mengevaluasi kelayakan pajak properti atas setiap properti yang digunakan oleh klien untuk mengestimasi akrual. Auditor dapat memverifikasi pajak properti akrual dengan menghitung kembali bagian dari total pajak yang dikenakan pada tahun berjalan atas setiap bagian properti.
AUDIT AKUN LABA DAN BEBAN
            Dua konsep berikut dalam audit atas akun laba dan beban akan diperlukan ketika mempertimbangkan tujuan laporan laba rugi:
1.      Penandingan laba dan beban periodic diperlukan untuk menentukan hasil opersi yang tepat.
2.      Aplikasi prinsip-prinsip akuntansi yang konsisten selama periode yang berbeda diperlukan untuk komparabilitas.
Pendekatan untuk Mengaudit Akun Laba dan Beban
            Audit atas akun laba dan beban berkaitan langsung dengan neraca dan bukan merupakan bagian terpisah dari proses audit. Bagian audit yang secara langsung mempengaruhi akun-akun tersebut adalah:
·         Prosedur analitis
·         Pengujian pengendalian dan pengaruh substantive atas transaksi
·         Pengujian atas rincian saldo
Prosedur Analitis
            Prosedur analitis harus dianggap sebagai bagian dari pengujian atas kewajaran penyajian baik akun neraca maupun laporan laba rugi.
            Prosedur analitis dapat diartikan sebagai salah satu tahap pengujian audit yang dilakukan oleh auditor untuk mendeteksi dan mengevaluasi hal-hal yang tidak biasa yang tidak terdapat dalam laporan keuangan dengan membandingkan data keuangan maupun non keuangan yang diperoleh melalui prosedur pengumpulan bukti audit (Islahuzzaman, 2007).
Pengujian Pengendalian dan Pengaruh Substantive atas Transaksi
            Sebagai contoh, asumsikan auditor menyimpulkan bahwa pengendalian internal sudah memadai untuk memberikan kepastian layak bahwa transaksi yang terjadi dalam ayat jurnal akuisisi, telah dicatat secara akuratdiklasifikasikan dengan benar, dan dicatat pada waktu yang tepat. Dengan melakukan hal tersebut, auditor memperoleh bukti mengenai kebenaran setiap akun neraca, seperti utang usaha dan aset tetap, serta akun laporan laba rugi, seperti iklan dan reparasi.
Pengujian atas Rincian Saldo - Analisis Beban
            Analisis akun beban melibatkan pemeriksaan auditor terhadap pemdokumentasian yang mendasari setiap transaksi dan jumlah yang terdiri dari rincian total akun beban. Sebagai contoh, auditor seringkali menganalisis:
·         Akun beban reparasi dan pemeliharaan
·         Beban sewa dan lease
·         Beban hokum
Pengujian atas Rincian Saldo Akun-Alokasi
Beberapa akun beban berasal dari alokasi data akuntansi dan bukan dari transaksi diskret. Alokasi sangatlah penting untuk menentukan apakah pengeluaran merupakan suatu aset atau beban periode berjalan. Alokasi beban seperti penyusutan aset tetap dan amortisasi hak cipta akan diperlukan karena umur aset lebih lama dari satu tahun. Jenis alokasi lainnya yang secara langsung mempengaruhi laporan keuangan akan muncul karena umur aset yang lebih singkat belum jatuh tempo pada tanggal neraca.





DAFTAR PUSTAKA


Arens, A. A., Randal, J. E., & Mark, S. B. (2008). Auditing and Assurance Service an Integrated Approach 12th Edition. Upper Sadel River, New Jearsey: Pearson Education International.
Islahuzzaman. (2007). Pengaruh Persepsi Senior Auditor Atas Tingkat Kompetensi Pihak Pemberi Informasi Terhadap Pelaksanaan Prosedur Analitis. 4. Diakses pada tanggal 26 Maret 2019 
Islahuzzaman. (2010). Dampak Teknologi Informasi Terhadap Audit Laporan Keuangan. Diakses pada tanggal 25 Maret 2019
Islahuzzaman dkk. (2018). The Impact of Audit Committee and Internal Audit towards Financial Statement Quality: External Audit and Corporate Governance as Intervening Variables. International Journal of Engineering & Technology, 1. Diakses pada tanggal 19 Maret 2019
Islahuzzaman (2007).  Pengaruh Persepsi Senior Auditor Atas Tingkat Kompetensi Pihak Pemberi Informasi Terhadap Pelaksanaan Prosedur Analitis. Diakses pada tanggal 19 Maret 2019.
Islahuzzaman (2005). Manajemen Piutang Rumah Sakit. Jurnal Bisnis, Manajemen dan Ekonomi 6. Diakses pada tanggal 23 Maret 2019
Islahuzzaman. (2007). PENGARUH PERSEPSI SENIOR AUDITOR ATAS TINGKAT KOMPETENSI PIHAK PEMBERI INFORMASI TERHADAP PELAKSANAAN PROSEDUR ANALITIS. https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/handle/123456789/1549.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI

AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA